Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenapa Amerika Serikat Cemas Turki Beli S-400 Rusia?

image-gnews
Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dengan perlindungan anti jamming. Radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. Sputnik/Sergey Malgavko
Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dengan perlindungan anti jamming. Radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. Sputnik/Sergey Malgavko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Turki, anggota NATO, memutuskan untuk tetap membeli S-400 dari Rusia meski ditentang oleh sekutunya Amerika Serikat.

S-400 adalah penerus dari sistem pertahanan udara S-300. Rusia melakukan perubahan besar-besaran dari S-300 ke S-400.

Karena kemampuannya, S-400 banyak diminati oleh negara-negara dunia seperti Cina, Arab Saudi, Turki, India dan Qatar. Mereka mengatakan ingin membeli S-400.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada bulan Agustus 2018 bahwa Ankara akan berusaha mendapatkan sistem rudal S-400 sesegera mungkin, yang menurut Rusia akan pada tahun 2019.

Baca juga: Turki Tanggapi Kabar Tenggat Pembatalan Pembelian Rudal S-400

Tetapi ketertarikan Turki pada sistem rudal Rusia menakuti sekutu NATO Baratnya, karena alasan teknis dan politik.

"Dalam hal teknologi, S-400 tentu akan menjadi langkah maju (untuk Turki), tetapi itu tidak selalu dalam kepentingan terbaik NATO untuk memiliki sistem senjata yang terintegrasi dalam arsitektur yang lebih luas," kata Kevin Brand, analis militer yang bekerja dengan Dewan Hubungan Luar Negeri, dikutip dari Al Jazeera, 12 Juni 2019.

Rudal S-400 mampu menghancurkan rudal balistik antar benua, dikembangkan oleh Almaz Central Design Bureau pada tahun 2007. Rudal ini sanggup memburu pesawat tanpa awak, dan tahan terhadap jamming atau serangan elektronik lawan. Uniknya jika rudal ini di jamming, S-400 akan segera memburu balik pesawat atau kendaraan yang melakukan jamming. Sehingga S-400 menjadi mimpi buruk bagi pilot pesawat Growler, yang bertugas untuk menjamming sistem pertahanan lawan. survincity.com

Brand mengatakan S-400 dapat mengarah pada situasi yang berpotensi berbahaya.

"Ketika Anda melihat sistem S-400 Rusia, terutama dalam struktur NATO, ada skala kesulitan ketika mengintegrasikannya ke dalam sistem pertahanan yang lebih besar," kata Brand.

"Jika Anda menganggapnya sebagai situasi yang sangat ringan, skenario paling sederhana adalah bahwa datanya mungkin tidak dapat dimasukkan ke dalam arsitektur defensif yang saat ini digunakan oleh NATO. Itu mungkin skenario kasus terburuk dari yang terbaik."

NATO sangat bergantung pada beberapa sistem yang bekerja bersama dalam jaringan yang lebih besar.

"(Menambahkan S-400) mungkin sulit membayangkannya, itu mungkin mencemari pandangan bahwa sistem yang lebih besar yang diberikan untuk Anda."

Tapi, berpotensi lebih berbahaya, ada risiko bahwa Rusia memiliki niat buruk, kata Brand.

Baca juga: Ditanya Mahasiswa, Erdogan Cerita Soal Rudal S-400 dari Rusia

"Kontrak seperti apa yang akan diterapkan dengan teknisi Rusia yang menangani S-400, misalnya, akankah personel pemeliharaan Rusia memiliki akses ke data (NATO)?

"Skenario terburuknya adalah bahwa mungkin ada kerentanan terkait dengan sistem itu yang dapat dieksploitasi oleh musuh potensial.

"Memasukkannya berpotensi membahayakan jaringan pertahanan Anda sendiri."

Untuk India, Arab Saudi dan Qatar, yang bukan bagian dari aliansi seperti NATO, membeli sistem seperti S-400 akan menyebabkan lebih sedikit masalah teknologi, tetapi mereka dapat mengambil risiko akibat diplomatik dan ekonomi dari AS.

Ancaman Sanksi Amerika Serikat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

8 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

9 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

10 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

11 jam lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

18 jam lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

19 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

23 jam lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

23 jam lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

3 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.