Operasi pengaruhnya di Washington melegenda, yang mebuat Clarke menjadi kaya karena MBZ. Militernya adalah yang paling ampuh di dunia Arab, dilengkapi melalui pekerjaannya dengan Amerika Serikat untuk melakukan pengawasan berteknologi tinggi dan operasi tempur yang jauh di luar perbatasannya.
Selama beberapa dekade, sang pangeran telah menjadi sekutu utama Amerika, mengikuti kepemimpinan Washington, tetapi sekarang dia akan menempuh jalannya sendiri. Pasukan khususnya aktif di Yaman, Libya, Somalia dan Sinai Utara Mesir. Dia telah bekerja untuk menggagalkan transisi demokrasi di Timur Tengah, membantu memasang otokrat yang andal di Mesir dan mendorong anak didik berkuasa di Arab Saudi.
Kadang-kadang, sang pangeran telah bertentangan dengan kebijakan Amerika dan tetangga yang tidak stabil. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengkritiknya karena memenjarakan para pembangkang di dalam negeri, karena perannya dalam menciptakan krisis kemanusiaan di Yaman, dan karena mendukung pangeran Saudi yang agennya membunuh jurnalis Jamal Khashoggi.
Baca juga: Paus Fransiskus Tiba di Istana Kepresidenan UEA Dikawal Kavaleri
Namun di bawah pemerintahan Trump, pengaruh MBZ di Washington tampak lebih besar dari sebelumnya. Dia memiliki hubungan dengan Presiden Trump, yang telah sering mengadopsi pandangan pangeran tentang Qatar, Libya dan Arab Saudi, bahkan atas saran pejabat kabinet atau staf senior keamanan nasional.
Diplomat Barat yang mengenal sang pangeran, atau dikenal sebagai MBZ, mengatakan dia terobsesi dengan dua musuh: Iran dan Ikhwanul Muslimin. Trump telah berupaya menindak keduanya dan pekan lalu mengambil langkah meloloskan larangan kongres untuk tetap menjual senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
"MBZ memiliki cara yang luar biasa untuk memberi tahu orang Amerika tentang kepentingannya sendiri tetapi menjadikannya sebagai saran yang bagus tentang kawasan itu," kata Ben Rhodes, wakil penasihat keamanan nasional di bawah Presiden Barack Obama, yang bersimpati atas revolusi Arab Spring dan negosiasi dengan Iran yang akhirnya memicu kritik dari pangeran.
Ketika berbicara tentang pengaruhnya di Washington, Mr. Rhodes menambahkan bahwa MBZ mempunyai kelas dan caranya sendiri.
Pangeran Mohammed telah bekerja keras sebelum pemilihan presiden yang memenangkan Trump, dan mengamankan pertemuan rahasia selama masa transisi dengan menantu presiden, Jared Kushner.
Sang pangeran juga mencoba menengahi pembicaraan antara pemerintahan Trump dan Rusia, suatu langkah yang kemudian menjeratnya dalam penyelidikan penasihat khusus ke dalam campur tangan pemilihan asing.
Gaya diplomasi MBZ berbeda dari pemimpin Arab lain