TEMPO.CO, Jakarta - Cina tengah mempersiapkan daftar hitam perusahaan asing menyusul semakin panasnya ketegangan perang dagang dengan Amerika Serikat.
Menurut pernyataan Kementerian Perdagangan Cina pada Jumat kemarin, pemerintah sedang menyiapkan daftar perusahaan asing, individu dan organisasi yang dianggap melanggar regulasi Cina.
Baca juga: Cina Siap Gunakan Rare Earth untuk Balas Perang Dagang AS
Perusahaan yang melanggar aturan pasar akan dimasukkan ke daftar, menurut pernyataan kementerian Cina, dikutip dari CNN, 1 Juni 2019.
Target lain termasuk perusahaan yang memblokir pasokan ke perusahaan Cina karena alasan non-komersial atau merusak kepentingan mereka.
Rincian pasti dari rencana itu akan segera diumumkan, kata kementerian tersebut.
Baca juga: Pentagon Cemas Cina Akan Hentikan Ekspor Bahan Baku Senjata ke AS
Banjir komentar, kritik, dan peringatan tajam dari Cina dalam dua minggu terakhir telah meningkatkan pertempuran kata-kata dengan Amerika Serikat yang dapat mempersulit situasi menjelang pertemuan antara kedua pemimpin bulan depan.
Pendiri Huawei Technologies, Ren Zhengfei (kanan) dan Presiden Cina, Xi Jinping, (kiri). Reuters
Menurut laporan Reuters, awal bulan ini Washington mengenakan tarif impor tambahan hingga 25 persen pada barang Cina senilai US$ 200 miliar atau setara Rp 2.856 triliun, menuduh Cina mengingkari janji sebelumnya untuk membuat perubahan struktural pada praktik ekonominya.
Hal itu mendorong Cina untuk membalas dengan tarif tambahan pada sebagian besar impor AS senilai US$ 60 miliar atau Rp 856 triliun, yang mulai berlaku pada hari Sabtu.
Baca juga: Embargo Logam Rare Earth Cina Mengancam Produksi F-35 AS
Selain tarif impor, daftar hitam muncul setelah Amerika Serikat menghantam Huawei dengan larangan ekspor, yang secara efektif melarang perusahaan AS melakukan bisnis dengan pembuat peralatan telekomunikasi dan smartphone itu.
Pemerintahan Trump mengklaim bahwa peralatan Huawei dapat digunakan oleh Cina untuk memata-matai. Huawei telah berulang kali membantah bahwa produk mereka menimbulkan risiko keamanan nasional, mengatakan pembatasan adalah upaya untuk membuatnya keluar dari bisnis.
Baca juga: AS Tutup Akses Data Intelijen Jika Eropa Gunakan Produk Huawei
Presiden AS Donald Trump mengatakan dia berencana untuk bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping selama KTT G20, yang akan digelar pada 28-29 Juni di Osaka, meskipun Cina belum secara resmi mengkonfirmasi hal ini.