TEMPO.CO, Riyadh – Angkatan Udara Arab Saudi telah menembak jatuh sebuah drone milik kelompok Houthi, yang dipasangi bom.
Baca juga: Drone Militer Houthi Serang Parade Militer Yaman, Lima Tewas
Drone ini dikirim untuk menyerang bandara udara Jizan, yang terletak di sebelah selatan Saudi dan dekat dengan perbatasan dengan Yaman, yang menjadi area kelompok Houthi beroperasi.
“Kami memiliki hak untuk membela negara kami. Kami tekankan teroris Houthi bakal membayar harga mahal atas serangan ini,” kata Kolonel Turki Al Malaki, juru bicara pasukan koalisi Saudi dan Uni Emirat Arab, seperti dilansir Saudi Press Agency dan dikutip Aljazeera pada Senin, 27 Mei 2019.
Pernyataan militer Saudi ini muncul beberapa jam setelah kelompok Houthi mengatakan telah menggunakan drone yang dipasangi bom untuk menyerang landasan di bandara Jizan.
Baca juga: Drone Houthi Hantam Kilang Minyak Aramco di Arab Saudi
Ini merupakan bandara sipil namun juga digunakan oleh pasukan koalisi Saudi – UEA untuk menerbangkan jet tempur menyerang kelompok Houthi di Yaman. Sejumlah bandara sipil di Timur Tengah kerap menampung pangkalan militer.
Kelompok Houthi juga telah menyerang bandara Najran, yang juga berlokasi di dekat perbatasan dengan Yaman. Cara penyerangan juga menggunakan drone yang dipasangi bom.
Itu merupakan serangan ke tiga terhadap bandara Najran dalam 72 jam. Serangan Houthi itu menyasar sistem pertahanan rudal anti-serangan udara Patriot seperti dilansir televisi Al Masirah milik Houthi.
Baca juga: Houthi Yaman Serang Bandara Uni Emirat Arab dengan Drone
Soal serangan drone terhadap bandara Najran ini, militer Saudi mengatakan sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat dan menghancurkan pesawat nir-awak itu.
Menurut pemimpin Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, serangan drone bersenjata ini kembali dilakukan ke dalam wilayah Saudi. Ini sebagai respon atas serangan Saudi dan UEA.
Al Houthi juga membantah tudingan Saudi bahwa serangan drone itu dilakukan atas perintah Iran. “Kami independen dalam membuat keputusan kami dan kami tidak menjadi subordinasi bagi siapapun,” kata Al Houthi kepada Reuters lewat telepon.
Menurut dia, kelompok pemberontak ini sempat menghentikan serangan drone bersenjata pada 2018 dengan niat baik.
Baca juga: Iran Membantu Houthi, Hadapi Arab Saudi di Yaman
“Namun sayangnya, negara-negara agresor salah mengartikan upaya-upaya ini (dengan menganggapnya sebagai bentuk kelemahan) dan menganggapnya dengan meremehkan,” kata Al Houthi, yang menjadi kepala Komite Revolusi Tertinggi Houthi.
Dia juga mengatakan militer Houthi telah menarik diri dari pelabuhan di Laut Merah namun koalisi pasukan pimpinan Saudi dinilai gagal merespon dengan langkah serupa. Militer Saudi belum merespon pernyataan ini dan belum mengakui adanya penarikan pasukan Houthi dari pelabuhan itu.