TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Austria Sebastian Kurz dan pemerintahnya telah kehilangan suara dalam mosi tidak percaya setelah video skandal korupsi yang direkam secara tersembunyi beredar.
Mantan mitra koalisi Kurz dari Partai Kebebasan sayap kanan Austria (FPÖ) mengatakan mereka akan mendukung mosi tidak percaya yang diajukan oleh Partai Sosialis (SPÖ) pada Senin sore.
Tidak ada penghitungan resmi untuk pemungutan suara. Sebagai gantinya, sebagian besar deputi di majelis berupaya menjauhkan diri untuk mempercayai Kurz.
Baca juga: Siapa Sebastian Kurz, Menteri Termuda Austria?
Kurz, yang pada usia 32 adalah salah satu pemimpin termuda di dunia, adalah kanselir Austria pertama sejak Perang Dunia II yang dikalahkan oleh mosi tidak percaya.
"Kurz mempertaruhkan peluangnya dan, Tuan Kanselir, Anda memikul tanggung jawab penuh," kata wakil ketua faksi parlemen Demokrat Sosial (SPO) Joerg Leichtfried dalam pidatonya kepada anggota parlemen, beberapa menit sebelum partainya mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Kurz, seperti dikutip dari Reuters.
Mosi tidak percaya ini adalah yang pertama yang sukses melawan pemerintah Austria sejak negara itu memperoleh kembali kemerdekaannya pada tahun 1955, disahkan ketika anggota parlemen dari Sosial Demokrat dan FPO mendukung. Bersama-sama mereka mengendalikan mayoritas kursi di majelis. Partai Kurz memegang sepertiga dari kursi.
Baca juga: Menang Pemilu, Sebastian Kurz Jadi Presiden Termuda Dunia
Presiden Alexander Van der Bellen sekarang harus memberhentikan Kurz dan menunjuk pemerintah sementara baru sampai pemilihan dini dapat diadakan pada bulan September.
Pada Senin malam, Kurz meminta para pendukungnya untuk menghormati keputusan Parlemen sebelum menambahkan bahwa ia akan mendukung pemerintah sementara.
"Pihak oposisi selalu memiliki tujuan untuk menyingkirkan Kurz. Dan hari ini, mereka berhasil," kata Kurz mengatakan kepada para pendukungnya, seperti dikutip dari CNN, 28 Mei 2019.
"Saya meminta Anda untuk mengakui keputusan ini, ini adalah keputusan yang demokratis dan tidak ada ruang untuk kemarahan, kesedihan atau kebencian," tambahnya.
Kurz juga meminta para pemilih untuk mendukung pemilihan yang akan datang.
"Saya meminta Anda untuk menghabiskan bulan depan (kampanye) untuk dukungan rakyat dan pada akhirnya rakyat akan memutuskan pada bulan September."
Pemungutan suara mosi tidak percaya dipicu setelah pemerintah Kurz terlibat dalam krisis politik atas rekaman yang beredar.
Heinz-Christian Strache.[REUTERS]
Sebuah video yang direkam secara diam-diam muncul baru-baru ini dari Wakil Kanselir Heinz-Christian Strache, Partai Kebebasan sayap kanan Austria (FPÖ), yang tampaknya menawarkan kontrak negara kepada seorang perempuan yang secara palsu mengklaim sebagai keponakan dari seorang oligarki Rusia.
Strache mengundurkan diri setelah rekaman itu diungkapkan oleh majalah berita Jerman Der Spiegel dan surat kabar harian Süddeutsche Zeitung lebih dari seminggu yang lalu.
Baca juga: Meredam Radikalisme Agama, Austria Keluarkan Kebijakan Ini
Difilmkan di Ibiza dua tahun lalu, tidak diketahui siapa yang merekam video atau mengatur pertemuan. Strache membantah melakukan kesalahan tetapi meminta maaf kepada semua orang atas perilakunya.
Skandal ini telah menjadi krisis terbesar yang dihadapi oleh koalisi pemerintahan Austria sejak pembentukannya pada tahun 2017. Partai Rakyat konservatif Sebastian Kurz (ÖVP) dengan cepat menjauhkan diri dari mitra koalisinya.