TEMPO.CO, Jakarta - Irak jika diminta, siap memediasi Amerika Serikat dan Iran yang saat ini sedang diselimuti ketegangan. Tawaran itu disampaikan Juru bicara Parlemen Irak Mohamad Halbousi saat Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif melakukan kunjungan dua hari ke ibu kota Bagdad, Irak.
Dikutip dari english.alarabiya.net, Minggu, 26 Mei 2019, ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran dipicu sikap Presiden Donald Trump yang menarik diri dari kesepakatan internasional nuklir Iran yang disetujui pada 2015 di era pemerintaha Presiden Barack Obama dan negara-negara kekuatan dunia. Pemberlakuan kembali sanksi oleh Trump telah menciderai ekonomi Iran.
Presiden Trump berargumentasi kesepakatan nuklir tersebut gagal mengurangi kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklirnya atau menghentikan dukungan Iran pada milisi garis keras di sepanjang kawasan Timur Tengah, dimana hal ini dituding Amerika Serikat telah merusak kestabilan di kawasan.
"Kami siap memediasi untuk mencari solusi dari krisis yang sedang terjadi antara Washington dan Tehran jika kami diminta melakukannya. Namun sejauh ini, belum ada permintaan resmi untuk mediasi tersebut," kata al-Halbousi.
Baca juga: Ketegangan dengan Iran, Donald Trump Berlakukan Darurat Nasional
Menteri Luar Negeri Irak Muhammad Ali al-Hakim (kanan) bertemu dengan mitranya Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di Baghdad. [REUTERS]
Baca juga:Menlu Iran: Pasukan Tambahan AS di Timur Tengah Ancam Perdamaian
Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mehdi pada awal pekan lalu mengatakan pihaknya akan mengirimkan delegasi ke Amerika Serikat dan Irak untuk membantu kedua negara itu menghentikan ketegangan. Namun Mehdi menekankan pihaknya netral dalam isu ini.
Dalam kunjungannya ke Bagdad, Zarif bertemu dengan Presiden Irak Barham Salih, dan Perdana Menteri Mehdi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak, Ahmad Sahhaf mengatakan dalam pertemuan itu didiskusikan situasi di kawasan dan upaya mencari kesamaan pandangan dengan Iran.