TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Hassan Rouhani menegaskan Iran tidak akan menyerah meski dibom oleh Amerika Serikat. Pesan ini disampaikan Presiden Hassan Rouhani Kamis kemarin, atas reaksinya terhadap tekanan AS di Teluk.
Sehari sebelumnya, pejabat tinggi militer Iran mengatakan, bahwa konflik antara Teheran dan Washington adalah "bentrokan keinginan", memperingatkan bahwa musuh akan menghadapi balasan yang menghancurkan, menurut laporan kantor berita Fars.
Baca juga: Donald Trump Ancam Iran akan Tamat Jika Lawan Amerika
Kepala staf angkatan bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Baqeri, juga merujuk kemenangan pertempuran Iran dalam perang dengan Irak dan mengatakan bahwa hasilnya bisa menjadi pesan bahwa Iran akan membalas dengan keras musuh-musuhnya.
Pada hari Minggu Donald Trump juga berkicau di Twitter bahwa Iran akan musnah jika mengancam Amerika Serikat.
"Jika Iran ingin berperang, maka itu akan menjadi akhir resmi Iran. Jangan pernah mengancam Amerika Serikat lagi!" kicau Trump.
If Iran wants to fight, that will be the official end of Iran. Never threaten the United States again!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) May 19, 2019
Ketegangan meningkat antara kedua negara setelah Washington mengirim lebih banyak pasukan ke Timur Tengah, dalam upaya unjuk kekuatan yang diklaim para pejabat AS untuk melawan ancaman Iran terhadap pasukan AS dan kepentingannya di kawasan itu.
"Lebih dari satu tahun setelah pengenaan sanksi berat ini, orang-orang kami tidak tunduk pada tekanan meskipun menghadapi kesulitan dalam hidup mereka," kata Hassan Rouhani, seperti dikutip dari Reuters, 24 Mei 2019.
Baca juga: Gedung Putih dan Kemlu AS Akan Bahas Rencana Penambahan Pasukan
"Kita perlu perlawanan, sehingga musuh kita tahu bahwa jika mereka mengebom tanah kita, dan jika anak-anak kita mati syahid, terluka atau diambil sebagai tahanan, kita tidak akan menyerah pada tujuan kita untuk kemerdekaan negara kita dan kebanggaan kita," Kata Presiden Hassan Rouhani dalam sambutan upacara peringatan perang Iran-Irak 1980-1988.