TEMPO.CO, Ankara – Pemerintah Turki membantah kabar yang mengatakan pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan tenggat waktu untuk menarik diri dari rencana pembelian sistem rudal anti-serangan udara S-400.
Baca juga: Peabat NATO Ungkap Alasan AS Tolak Turki Beli S-400 Rusia
Tenggat itu disebut berlaku pada akhir pekan pertama Juni 2019. Ini terkait kesepakatan antara Turki dan Rusia soal pembelian sistem rudal itu oleh Ankara.
“Tidak ada hal seperti itu pada level resmi,” kata Deputi PM Menteri Turki, Yavuz Selim Kiran, seperti dilansir RT pada Kamis, 23 Mei 2019.
Menurut Kiran,”Pada Maret AS telah memperbarui proposal untuk menyuplai sistem rudal Patriot. Sebenarnya, kami yakin tenggat itu soal proposal ini.”
Baca juga: Turki Tak Mau Batalkan Pembelian S-400 ke Rusia
Kiran juga mengatakan telah menyampaikan kepada Washington soal kemungkinan Ankara terkena sanksi akibat membeli rudal anti-serangan udara S-400.
Dia beralasan kesepakatan itu telah dibuat sebelum berlakunya UU Menangkal Musuh AS Lewat Penerapan Sanksi. Turki telah meneken rencana pembelian 4 baterai rudal ini.
Pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35B mendarat di atas kapal induk serbu amfibi USS di perairan pulau paling selatan Jepang Okinawa 23 Maret 2018. F-35B mampu melaju dengan kecepatan maksimum Mach 1.67 atau 2.065 km per jam. REUTERS/Issei Kato
Sebagai anggota NATO, Turki mendapat tekanan dari anggota lain untuk membatalkan rencana pembelian rudal ini. Jerman, misalnya, meminta Turki membatalkan pembelian itu karena dapat memicu sanksi AS, yang bakal bertentangan dengan kepentingan Turki dan NATO. Turki disarankan membeli rudal Patriot.
Baca juga: Minta Turki Tunda Pengiriman Sistem Pertahanan S-400 Rusia
Pada Selasa, sejumlah media AS seperti CNBC melansir berita bahwa Gedung Putih meminta Turki menghentikan rencana pembelian rudal ini dalam dua pekan. Alasannya, sistem rudal Rusia ini tidak harmonis dengan sistem senjata NATO.
Baca juga: Wapres AS Mike Pence Ultimatum Turki, Pilih F-35 atau S-400
Media ini melansir Turki bakal kehilangan 100 jet tempur F-35 jika melanjutkan rencana pembelian dari Rusia. Namun, media Anadolu, mengatakan kementerian Pertahanan Turki menjelaskan anggota militer negara itu sedang menerima pelatihan cara penggunaan sistem rudal S-400.