TEMPO.CO, Jakarta - Bayi yang baru lahir ketinggalan di dalam sebuah taksi. Orang tua si bayi rupanya lupa mereka telah memiliki anggota keluarga baru.
Kejadian ini terjadi di kota Hamburg, Jerman saat kedua orang tua si bayi naik taksi untuk mengantar mereka dari rumah sakit menuju rumah. Orang tua pemilik bayi tersebut tidak dipublikasi identitasnya.
Baca juga: Perempuan Singapura Minta Nasehat Cinta pada Sopir Taksi
Sepanjang perjalanan, bayi tersebut tertidur pulas. Saat tiba ditempat yang dituju, kedua orang tua bayi itu turun begitu saja, tanpa membawa bayi mereka.
Beberapa detik kemudian, kedua orang tua bayi itu tersadar, tetapi taksi sudah terlanjur melaju. Mereka mencoba mengejar taksi itu, tetapi sopir taksi tak mengetahuinya.
Sopir pun tak menyadari ada bayi yang ketinggalan dalam mobilnya. Lantaran sudah masuk jam makan siang, sopir lalu meninggalkan mobilnya di tempat parkir basement dan pergi makan.
Baca juga: Penumpang Taksi Online di Cina Kaget Minum Air Seni Supir
Ilustrasi bayi tidur. Shutterstock
Orang tua bayi yang panik dan ketakutan, lalu menghubungi polisi untuk melacak keberadaan bayi mereka.
Seorang aparat polisi kota Hamburg mengatakan, hati ibu dan ayah itu berhenti setelah mereka melihat anaknya hilang.
"Setelah tiba, mereka turun, membayar dan mengucapkan selamat tinggal kepada sopir taksi. Mereka berdiri di jalan selama beberapa detik sebelum taksi pergi dan melakukan kontak mata," kata polisi.
Sang ibu mengira bahwa bayinya yang baru lahir itu sudah digendong oleh bapaknya, begitu juga sebaliknya.
Polisi menceritakan supir taksi itu pun tidak menyadari bahwa masih ada penumpang yang masih tertinggal karena bayi itu tidur terlelap di kursi belakang.
Supir baru menyadari ada bayi di taksinya setelah ada calon penumpang di bandara memberitahukannya ada ‘penumpang’ lain yang tertinggal. Bayi itu lalu terbangun dan mulai menangis.
Sopir taksi itu bergegas memberi tahu ke polisi atas temuan bayi tersebut. Bayi itu dipertemukan lagi dengan keluarganya setelah melakukan pemeriksaan medis singkat.
DAILY MAIL | EKO WAHYUDI