TEMPO.CO, Teheran – Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, mengatakan negaranya tidak menginginkan perang.
Baca juga: Menlu Iran Tegaskan Tidak Ingin Perang dengan Amerika Serikat
Pernyataannya ini menyusul ketegangan di kawasan Teluk setelah pemerintah Amerika Serikat mengirim kapal induk dan pesawat pengebom B-52 pada pekan lalu.
“Perbedaannya antara kita dan mereka adalah mereka takut perang dan tidak punya keinginan untuk perang,” kata Salami seperti dikutip kantor berita Fars dan dilansir oleh CNBC pada Ahad, 19 Mei 2019.
Salami, yang selama ini dikenal dengan retorika militeristik terhadap Barat khususnya AS, mengatakan ini mengikuti sikap dari Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, sehari sebelumnya. Zarif mengatakan negaranya tidak menginginkan perang dengan AS.
Baca Juga:
Baca juga: Menlu Inggris dan Jerman Khawatir Konflik Amerika dan Iran
Salami mengatakan ini dihadapan para komandan pasukan Garda Revolusi Iran.
“Kita tidak mencari perang tapi juga tidak takut akan perang,” kata dia sambil menuding kebijakan AS berusaha menguasai kekayaan negara lain dan mengontrol nasibnya.
“Filosofi ini telah memicu terjadinya perang dan campur tangan dan menciptakan musuh,” kata Salami seperti dilansir Fars News.
Baca juga: 8 Alat Tempur Amerika Serikat untuk Menekan Iran
Sehari sebelumnya, Salami juga mengklaim bisa memenangkan perang intelijen skala penuh melawan AS. Dia mengatakan ini dihadapan para perwira intelijen Iran.
“Kita mampu mengalahkan musuh dalam perang intelijen, mematahkan semangat lawan dan menggunakannya untuk melucuti musuh,” kata dia.
Baca juga: Apa Isi Perjanjian Nuklir Iran yang Ditolak Amerika Serikat?
CNBC melansir pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, melabeli Pasukan Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris pada April 2019. Ini merupakan keputusan pertama AS untuk menyebut lembaga resmi pemerintah asing dalam kategori itu.