TEMPO.CO, Ankara – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pembelian sistem pertahanan anti-serangan udara S-400 buatan Rusia merupakan kesepakatan yang sudah selesai.
Baca juga: Pejabat NATO Ungkap Alasan AS Tolak Turki Beli S-400 Rusia
Erdogan menambahkan negaranya akan bekerja sama dengan Rusia untuk memproduksi S-500, yang merupakan sistem anti-serangan udara paling canggih dari Rusia.
“Mereka (Amerika) sedang mengirim bola di lapangan tengah sekarang, menunjukkan sikap keberatan. Tapi cepat atau lambat, kita akan menerima F-35. (Amerika) tidak mengirim pesawat tempur itu bukan sebuah opsi,” kata Erdogan dalam tanya jawab dengan mahasiswa di Istana Dolmabahce di Istanbul, Turki, dan disiarkan televisi setempat seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 18 Mei 2019.
Baca juga: Turki Mulai Operasikan Sistem Rudal S-400 pada Oktober
Erdogan menjawab pertanyaan mahasiswa mengenai kelanjutan rencana pembelian S-400, yang menjadi keberatan AS.
Pemerintah AS selama ini mengatakan pembelian sistem rudal itu akan berbahaya bagi keamanan pesawat jet tempur F-35, yang merupakan jet tempur generasi kelima.
Baca juga: AS Minta Turki Tunda Pengiriman Sistem Pertahanan S-400 Rusia
Ini karena sistem radar dari sistem anti-serangan udara S-400 bakal mengenai pesawat F-35, dan ini bisa membuka rahasia kekuatan fitur siluman atau stealth feature dari jet tempur buatan Lockheed Martin ini.
Soal ini, Erdogan menjawab dalam sesi tanya jawab itu bahwa,”Teknisi Turki telah melakukan sejumlah pengecekan teknis dan menemukan masalah itu tidak ada.”
Baca juga: Wapres AS Mike Pence Ultimatum Turki, Pilih F-35 atau S-400
Pemerintah AS, seperti dilansir Daily Sabah, mengusulkan agar Turki membeli sistem anti-serangan udara rudal Patriot.
Namun, pemerintah Turki mengatakan Amerika justru menolak penjualan sistem rudal ini sehingga mereka mencari sistem rudal lain. Rusia disebut menawarkan kesepakatan lebih baik termasuk transfer teknologi.