TEMPO.CO, Riyadh – Pemerintah Arab Saudi telah meminta digelarnya pertemuan mendesak Dewan Kerjasama Teluk dan Liga Arab untuk mendiskusikan ketegangan di wilayah ini.
Baca juga: Sabotase Kapal Tanker Saudi Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia
Kantor berita Saudi Press Agency melansir Raja Salman mengundang para pemimpin Teluk untuk menghadiri dua pertemuan puncak darurat di Mekkah pada 30 Mei untuk mendiskusikan agresi dan konsekuensi baru-baru ini di wilayah ini.
Ketegangan di Teluk terjadi setelah Amerika Serikat mengirim kapal induk dan pesawat pengebom B-52 ke kawasan ini untuk menghadapi ancaman Iran.
Baca juga: Empat Kapal Tanker Diduga Disabotase di Selat Hormuz
Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, mengatakan menyatakan negaranya tidak ingin berperang dengan Rian. Tapi Saudi disebut siap untuk membela kepentingannya.
“Riyadh tidak menginginkan perang dan tidak berusaha melakukan perang dan akan melakukan semua upaya untuk mencegahnya,” kata Jubeir.
Uni Emirat Arab, yang merupakan sekutu dekat, menerima ajakan pertemuan ini. Empat kapal termasuk dua kapal tanker Saudi rusak secara misterius akibat serangan sabotase pada Ahad pekan lalu di lepas pantai Fujairah, UEA.
Baca juga: Kapal Tanker Arab Saudi Disandera
Lalu terjadi serangan drone militer oleh milisi Houthi dari Yaman terhadap saluran pipa Arab Saudi. Saluran pipa gas ini menyediakan jalur alternatif rute ekspor jika Selat Hormuz yang dikontrol Iran ditutup.
Selama militer Iran menyatakan akan mencegah kapal tanker minyak melewati Selat Hormuz jika terjadi konflik terbuka dengan AS di kawasan ini.
Menurut Jubeir, UEA akan memimpin investigasi soal rusaknya kapal tanker Saudi. Hasilnya akan diumumkan setelah investigasi selesai.
AS selama ini menuding militer Iran sebagai ancaman di kawasan Teluk. Putera Mahkota Mohammed Bin Salman dari Saudi dikabarkan menelpon Menlu AS Mike Pompeo untuk membahas peningkatan keamanan di wilayah Teluk.
Baca juga: Militan Houthi Serang Fasilitas Pengolahan Minyak Arab Saudi
Reuters melansir Jubeir juga mengatakan,”Kerajaan Arab Saudi akan emlakukan yang bisa dilakukan untuk mencegah perang dan pada saat yang sama menyatakan jika pihak lain memilih perang kerajaan akan merespon dengan semua kekuatan dan keteguhan.”
Pemerintah Iran telah membantah berada dibelakang serangan kapal tanker Saudi itu.