TEMPO.CO, Jakarta - Iran mengadopsi taktik dan tujuan baru dalam pengiriman ekspor minyak setelah penerapan kembali sanksi AS.
"Taktik Kementerian Perminyakan dalam mengekspor produk minyak dan minyak bumi telah berubah,...dan mungkin tujuan kargo minyak dari pelabuhan kami telah berubah," kata Hadi Haqshenas, wakil direktur urusan kelautan di Organisasi Pelabuhan dan Maritim Iran, mengatakan kepada ILNA, dikutip dari Reuters, 19 Mei 2019.
Namun Haqshenas tidak memberikan rincian taktik atau tujuan baru tersebut.
Baca juga: Iran - AS Memanas, ExxonMobil Evakuasi Staf Asing dari Irak
Ekspor minyak mentah Iran turun pada Mei menjadi 500.000 barel per hari atau lebih rendah, menurut data tanker dan industri sumber daya alam, setelah Amerika Serikat memperketat sanksi pada sumber pendapatan utama Iran, dan memperdalam kerugian pasokan globalnya.
Gas menyala dari anjungan produksi minyak di ladang minyak Soroush di Teluk Persia, selatan ibu kota Teheran, 25 Juli 2005. [REUTERS / Raheb Homavandi]
Ekspor Iran semakin merosot sejak AS memberlakukan kembali sanksi pada November setelah menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan enam kekuatan dunia lain.
Baca juga: Menlu Iran Tegaskan Tidak Ingin Perang dengan Amerika Serikat
Iran tidak lagi melaporkan angka produksinya ke Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan tidak ada informasi pasti tentang ekspornya.
"Tentu saja, tidak dapat dipungkiri bahwa pemuatan minyak dan produk telah turun dibandingkan dengan masa lalu, tetapi pengiriman kargo minyak dari luar pelabuhan jelas tidak berhenti," kata Haqshenas, tanpa memberikan angka ekspor minyak Iran.