TEMPO.CO, Jakarta - Partai Buruh diprediksi bakal memenangkan pemilu Australia pada 18 Mei nanti. Hasil jajak pendapat memperlihatkan Perdana Menteri Australia Scott Marrison dianggap gagal merayu para pemilih lewat janji stabilitas ekonomi.
Survei Essential memperlihatkan dukungan bagi Partai Buruh yang merupakan oposisi di tubuh pemerintah Australia sebanyak 51,5 dan 48,5 bagi koalisi pemerintahan Morrison. Perdana Menteri Morrison berasal dari Partai Liberal.
Baca juga: Pemilu 2019 Damai, Perdana Menteri Australia Beri Selamat Jokowi
Survei ini telah menjadi salah satu barometer untuk mengukur dimana posisi pendukung Morrison, yang secara luas tak terpengaruh dengan pesan kampanyenya kalau Partai Buruh bakal menciderai ekonomi Australia.
PM Australia, Scott Morrison, menuding Partai Buruh berperilaku anti-semit terkait isu pemindahan kedubes ke Yerusalem. Flipboard
Dalam pemilu Australia 2019, Perdana Menteri Morrison memfokuskan kampanyenya pada surplus anggaran yang bakal menjadi yang pertama dalam lebih dari 10 tahun terakhir. Sedangkan Partai Buruh yang kalah dalam pemilu 2013 dan 2016, berjanji menyeimbangkan surplus pemerintah 2019-2020 dan mencetak surplus lebih besar pada 2020-2021.
Baca juga: Perdana Menteri Australia Scott Morrison Dapat Penilaian Negatif
Ketua Partai Buruh Bill Shorten menyampaikan kepada para pemilih baik tua maupun muda, akan membuat sistem pajak Australia lebih adil dan memerangi perubahan iklim.
Pada Kamis, 16 Mei 2019, waktu setempat, Morrison dan Shorten akan melakukan kampanye terakhir sebelum para pemilih memutuskan pilihan politik pada 18 Mei 2019.
Pemilu yang diselenggarakan pada Sabtu nanti untuk memilih anggota parlemen yang berhak duduk di 151 kursi DPR dan 40 dari total 76 kursi anggota senat. Pemilu ini diikuti oleh koalisi Partai Liberal Nasional yang merupakan incumbent melawan Partai Buruh. Koalisi pemerintahan Australia saat ini adalah gabungan dari Partai Liberal Australia dan Partai Nasional Australia.
Perdana Menteri Morrison berusaha mengunci kemenangan ketiga bagi partainya. Namun saat ini dia menghadapi persaingan yang ketat dengan Shorten dari Partai Buruh Australia.