TEMPO.CO, New Delhi – Piranti lunak yang meniru aplikasi pesan populer WhatsApp membantu politikus di India untuk mem-bypass batasan anti-spam yang dibuat manajemen aplikasi pesan nomor satu itu.
Baca:
Aplikasi pesan tiruan ini juga relatif populer di kalangan para praktisi marketing digital di sana.
Baru-baru ini, WhatsApp membatasi aturan pengiriman pesan hanya kepada lima penerima setelah terjadinya kerusuhan pasca penyebaran berita palsu yang mengakibatkan penganiayaan massal.
“Piranti lunak ini sepertinya bisa melewati batasan itu, dan membiarkan pengguna mengirim pesan ke ribuan orang sekali kirim,” begitu dilansir Reuters pada Rabu, 15 Mei 2019.
Baca:
Piranti lunak ini dijual dengan harga US$14 atau sekitar Rp200 ribu.
Praktisi bisnis marketing digital, Rohitash Repswal, mengatakan dia telah mengirim sebanyak 100 ribu pesan per hari untuk dua orang anggota Partai Bharatiya Janata pada bulan ini.
“Apapun yang dilakukan WhatsApp, ada jalan belakangnya,” kata Repswal seperti dilansir Reuters.
Baca:
Selama ini, penggunaan WhatsApp di India kerap mengalami penyalahgunaan untuk tujuan kampanye politik. Aktivis Partai Bharatiya dan Kongres menggunakan aplikasi pesan tiruan untuk mengirimkan pesan ke banyak orang secara otomatis dari pesan WhatsApp. Pengiriman pesan ini juga bisa dilakukan dengan nomor ponsel yang anonim.
Ada tiga piranti lunak yang tersedia di Amazon.com untuk India. Saat dibeli, aplikasi ini datang dalam paket compact discs dengan bungkus tipis tanpa nama perusahaan.
Juru bicara WhatsApp di India mengatakan perusahaan meneruskan upaya untuk melawan aplikasi peniru WhatsApp dan mengambil langkah legal terhadap pelanggaran penggunaan layanan pesan populer ini. “Kami tidak ingin mereka beroperasi di platform kami dan kami bekerja untuk melarang mereka,” kata dia.