TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia harus mendapatkan penangkal senjata hipersonik sebelum senjata tersebut dikembangkan oleh negara lain.
Putin mengingatkan bahwa sejauh ini Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki senjata hipersonik, merujuk pada uji keberhasilan peluncur Avangard awal tahun ini.
Baca juga: Putin Mau Pasang Rudal Hipersonik untuk Militer Rusia pada 2019
"Tapi kami juga meyakini bahwa negara-negara terkemuka di dunia akan mengembangkan senjata seperti itu cepat atau lambat," kata Putin, dikutip dari RT, 14 Mei 2019.
"Kita harus mendapatkan pelindung terhadap sistem semacam itu, sebelum senjata hipersonik digunakan oleh militer asing," tambah Putin.
Selama pertemuan penting tentang pengembangan kompleks industri militer Rusia, Putin juga menekankan bahwa meningkatkan kontrol atas wilayah udara adalah salah satu tugas utama untuk angkatan bersenjata negara Rusia.
Avangard menghancurkan target dengan jarak 5.954 kilometer di Timur Jauh Rusia.[Sky News]
Sistem radar Container yang canggih, yang diperkenalkan di Rusia tahun lalu, menyediakan cakupan di sebagian besar Eropa Barat dan Timur Tengah.
Tetapi cara untuk mengusir potensi ancaman dari udara dan dari luar angkasa harus dikembangkan lebih lanjut, katanya.
Terkait rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard, pemerintah AS mengakui saat ini belum bisa mencegat senjata hipersonik.
Seperti dikutip dari News.com.au pada Desember tahun lalu, Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS mengatakan kecepatan rudal, ketinggian dan kemampuan manuver membuat senjata hipersonik sulit untuk dihentikan.
Baca juga: AS Akui Tak Bisa Tandingi Senjata Hipersonik Rusia
Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan mengerahkan resimen pertama rudal hipersonik nuklir tahun 2019, ungkap laporan Reuters.
"Uji coba ini, yang baru saja selesai, berakhir dengan sukses," kata kata Vladimir Putin merujuk keberhasilan uji coba senjata hipersonik Avangard pada Desember 2018.