TEMPO.CO, Jakarta - Empat pesawat pengebom B-52 Stratofortress Amerika Serikat menunjukkan kemampuan selama latihan operasi di Teluk Persia dekat Iran.
Pada akhir pekan, empat B-52H berlatih dengan menggunakan kapal induk USS Abraham Lincoln sebagai target latihan.
Baca: AS Kirim Pesawat Pengebom B-52 untuk Mengancam Iran
Empat pengebom andalan AS ini adalah skadron yang dikirim ke pangkalan udara Al Udeid di Qatar, untuk bergabung Komando Sentral AS atau CENTCOM pada pekan lalu.
"Ini adalah misi pertama dari Satuan Tugas Bomber yang dikerahkan ke wilayah Komando Sentral AS yang bertanggung jawab untuk mempertahankan pasukan dan kepentingan Amerika di kawasan itu," kata Komando Sentral Pasukan Udara (AFCENT) pada Senin, dikutip dari Sputnik, 14 Mei 2019.
Seorang penerbang yang mengemudikan F-35A Lightning II menerima bahan bakar dari KC-135 Stratotanker dari Skadron Pengisian Udara Ekspedisi ke-28, 12 Mei 2019, di lokasi yang dirahasiakan.[Penerbang senior Keifer Bowes/Sputnik]
Angkatan Udara juga merilis gambar pada Senin, yang menunjukkan F-15C Eagle dan F-35A Lightning II menyerang pesawat yang menerbangkan misi pencegatan di wilayah tersebut, serta diisi bahan bakar oleh pesawat Stratotanker KC-135.
USS Abraham Lincoln tiba di wilayah itu akhir pekan lalu dengan gugus tempur Angkatan Laut AS, dan USS Arlington, sebuah dermaga transportasi amfibi yang penuh dengan sistem rudal darat-ke-udara Patriot MIM-104, juga sedang dalam perjalanan ke Teluk, menurut laporan Sputnik.
Baca: Pangkalan Militer AS di Timur Tengah Kepung Iran
Ketegangan terus memanas di kawasan Teluk, di mana potensi perang antara AS dan Iran semakin terasa.
Washington menuduh Iran telah menargetkan pasukan AS di Suriah dan Irak dan bertanggung jawab atas ratusan kematian prajurit AS. Bulan lalu, AS memasukkan Garda Revolusioner Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris.
Sebuah F / A-18E Super Hornet diluncurkan dari dek penerbangan kapal induk kelas Nimitz USS Abraham Lincoln di Laut Merah, 10 Mei 2019. Foto diambil pada 10 Mei 2019.[Dan Snow /US Navy/via REUTERS]
Teheran mengatakan AS berusaha menekan Iran untuk merundingkan perjanjian yang tidak menguntungkan setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran atau Rencana Aksi Komprehensif 2015 (JCPOA) 2015 Mei lalu. Amerika telah menerapkan kembali sanksi keras terhadap ekonomi Iran sejak itu.
Baca: AS Berencana Kirim 120 Ribu Pasukan untuk Hadapi Iran
"Negosiasi apa pun dalam situasi ini adalah menyerah kepada Amerika, dan itu tidak akan pernah terjadi," kata Jenderal Qasem Soleimani, kepala komandan Pasukan Quds IRGC, mengatakan kepada Fars News Agency bulan lalu.
Laksamana Muda Hossein Khanzadi, yang memimpin pasukan angkatan laut Iran, mengatakan kepada Iran Student's News Agency (ISNA), bahwa "Kehadiran orang Amerika di Teluk Persia telah mencapai akhirnya, dan mereka harus pergi."