TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat pertahanan AS dilaporkan berencana mengirim hingga ratusan ribu pasukan AS ke Timur Tengah jika Iran menyerang aset AS atau mempercepat program senjata nuklirnya.
Pejabat tinggi pertahanan AS telah mempresentasikan rencana militer yang diperbarui kepada pemerintahan Presiden Donald Trump bahwa mengirim 120.000 pasukan ke Timur Tengah seandainya Iran menyerang pasukan Amerika atau mempercepat pekerjaan pada senjata nuklir, menurut laporan yang dirilis New York Times, dikutip dari Reuters, 14 Mei 2019.
Baca: Menlu Inggris dan Jerman Khawatir Konflik Amerika dan Iran
Laporan New York Times mengutip pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya. New York Times melaporkan Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan mempresentasikan rencana itu pada pertemuan para pembantu keamanan utama Trump pada Kamis kemarin.
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar dan Pentagon menolak berkomentar.
Sebuah pesawat pembom B-52H Stratofortress yang ditugaskan ke Skadron Bom Ekspedisi ke-20 mendarat di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar, 8 Mei. Satuan Tugas Bomber dikerahkan ke Komando Pusat AS untuk mempertahankan pasukan dan kepentingan Amerika di wilayah tersebut. (Staf Sersan Ashley Gardner / US Air Force / Military Times)
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat telah meningkat sejak Trump menarik diri dari kesepakatan internasional 2015 untuk mengekang kegiatan nuklir Iran dan memberlakukan sanksi yang semakin ketat terhadap Iran.
Baca: Pangkalan Militer AS di Timur Tengah Kepung Iran
Trump ingin memaksa Teheran untuk menyetujui perjanjian kontrol senjata yang lebih luas dan telah mengirim kapal induk dan pembom B-52 ke Teluk.
Iran telah mengatakan AS menggunakan "perang psikologis" dan menyebut kehadiran militer AS lebih tepat sebagai "target" daripada ancaman dan mengatakan tidak akan membiarkan ekspor minyaknya dihentikan.
New York Times menyebut di antara mereka yang menghadiri pertemuan Kamis adalah penasihat keamanan nasional Donald Trump John Bolton, Direktur CIA Gina Haspel, Direktur Intelijen Nasional Dan Coats, dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Jenderal Joseph Dunford.
Baca: 8 Alat Tempur Amerika Serikat untuk Menekan Iran
Beberapa rencana dirinci, kata New York Times, dan opsi paling atas menyerukan pengerahan 120.000 pasukan AS ke Timur tengah untuk menghadapi Iran, yang akan membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk diselesaikan.