TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ekspatriat Kristen, yang membangun sebuah masjid di Fujairah Uni Emirat Arab pada Ramadan tahun lalu, kini menjadi tuan rumah acara buka puasa setiap hari untuk ratusan jamaah Muslim tahun ini.
Pengusaha India bernama Saji Cheriyan, dijuluki sebagai duta besar perdamaian dan toleransi ketika ia memberikan masjid kepada pekerja Muslim. Mereka tinggal di sebuah kompleks akomodasi pekerja yang disewanya ke 53 perusahaan di Fujairah.
Menurut laporan Gulf News, 12 Mei 2019, masjid dibangun dengan biaya 1.3 juta dirham atau setara Rp 5 miliar, di kompleks Real Ville East Estate dari Al Hayl Industrial Estate.
Baca: Unik, Negara-negara Arab Pakai Meriam untuk Menandakan Buka Puasa
Masjid bernama Mariam, Um Eissa (Mary, Bunda Yesus) dapat menampung 250 jemaah sekaligus. Ditambah lagi halaman masjid yang dinaungi oleh pohon Mimba bisa digunakan oleh ratusan jamaah tambahan.
Namun demikian, Saji menjadi tuan rumah acara buka puasa bagi sekitar 800 orang termasuk pekerja dan karyawan senior lainnya dari berbagai perusahaan di pusat konvensi AC yang dia bangun di kompleks yang sama.
Bukan hanya itu. Saji, yang telah berpuasa Ramadan selama 13 tahun, sekarang mengakhiri puasa bersama mereka.
"Masjid dibuka pada malam 17 Ramadan tahun lalu. Jadi, saya bisa menawarkan buka puasa untuk para jamaah hanya untuk hari-hari yang tersisa. Mulai tahun ini, saya akan melakukannya setiap hari," kata Sajil kepada Gulf News.
Baca: Muslim Belgia Puasa Ramadan 17,5 Jam
Namun yang mengejutkan adalah Saji mengaku dia menjadi makmur setelah membangun masjid.
"Saya mendapat lebih banyak bisnis setelah itu. Uang apa pun yang saya masukkan ke masjid telah kembali kepada saya. Bahkan sekarang, ketika saya menghabiskan uang untuk berbuka puasa, saya mendapatkannya kembali melalui pekerjaan baru," paparnya.
Saji Cheriyan (kanan) berbincang dengan jamaah yang berbuka puasa di pusat konvensi.[Supplied/Gulf News]
Saji, pria Keralite yang akan berusia 50 tahun ini, mengatakan pengalamannya adalah contoh bagi orang-orang untuk percaya pada perkataan "semakin Anda memberi dengan niat murni, semakin banyak yang Anda terima."
"Saya punya cukup uang untuk menjalani kehidupan yang layak. Tidak ada gunanya menyimpan saldo besar di akun saya. Saya tidak akan membawa apa pun ketika saya mati. Kepuasan yang saya dapatkan dengan melakukan ini adalah sesuatu yang istimewa. Ini tak ternilai."
Baca: Rooh Afza Minuman Khas Ramadan di India Hilang dari Pasaran
"Saya berhutang banyak pada negara ini. Kita perlu menghargai mereka atas cara mereka menerima orang-orang dari berbagai negara dan agama. Banyak orang Arab mengapresiasi saya. Orang-orang yang berbuka puasa di sini mengingat saya dan keluarga saya dalam doa-doa mereka."
Makan buka puasa yang disajikan termasuk kurma, buah-buahan segar, makanan ringan, jus, air dan biryani.
"Saya telah membuat pengaturan untuk menawarkan berbagai jenis biryani sehingga mereka tidak bosan makan hidangan yang sama setiap berbuka puasa. Saya tahu apa artinya bagi seseorang yang menghasilkan 800-1000 dirham (Rp 3-4 juta)."
Abdul Qayum, seorang sopir bus Pakistan berusia 63 tahun, yang berbuka puasa pada hari Rabu, memuji upaya Saji.
Baca: Lampion Ramadan Laris di Arab Saudi
"Dunia membutuhkan orang-orang seperti dia. Jika tidak ada orang seperti dia, dunia akan berakhir. Kami berdoa untuknya. Allah akan memberkatinya," kata Qayum.
Vajas Abdul Wahid, asisten manajer India dengan sebuah perusahaan di daerah itu, mengatakan masjid dan berbuka puasa yang diselenggarakan oleh Saji, bermanfaat bukan hanya bagi para pekerja di daerah itu tapi bagi semua orang.