TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Facebook Mark Zuckerberg memuji upaya Prancis dalam mengatur konten online mengandung kebencian. Pujian itu disampaikan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di ibu kota Paris, Jumat, 10 Mei 2019.
"Saya mendorong dan optimis pada aturan yang akan segara diberlakukan tersebut," kata Zuckerberg, seperti dikutip dari reuters.com, Sabtu, 11 Mei 2019.
Menurut Zuckerberg, agar masyarakat bisa percaya pada internet secara keseluruhan dan selamanya, maka harus ada aturan yang tepat yang diberlakukan. Cara terbaik untuk memberlakukan hal ini adalah keterlibatan pemerintah.
"Yang dilakukan Prancis sungguh bijaksana dan tekun," kata Zuckerberg.
Baca: 3 Fokus Facebook di Indonesia Selama 2018
Baca: 4 Standar Komunitas Facebook yang Harus Dipahami Pengguna
Laporan tim yang ditugaskan Presiden Macron pada Jumat pagi, 10 Mei 2019, merekomendasikan agar pengawasan terhadap media-media sosial terbesar di dunia ditingkat. Tim itu juga mengizinkan regulator independen untuk mengawasi upaya perusahaan-perusahaan media sosial dalam menangani konten kebencian.
"Semoga saja ini bisa menjadi sebuah contoh, bukan hanya berlaku di Prancis tetapi bisa dikerjakan dalam sebuah kerangka kerja diseluruh negara-negara Uni Eropa menyusul wajah-wajah baru di parlemen Eropa yang terpilih dalam pemilu," kata Zuckerberg.
Facebook sedang menghadapi derasnya kritikan dari politikus dan publik karena dinilai gagal menghapus dengan cepat penembakan massal pada Maret 2019 lalu di kota Christchurch, Selandia Baru. Dalam insiden penembakan massal itu, 50 orang tewas. Pelaku penembakan menyiarkan secara langsung lewat Facebook saat melancarkan aksinya.