TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kelompok militan yang bersekutu dengan Angkatan Bersenjata Nigeria membebaskan hampir 900 anak-anak yang telah dimanfaatkan menjadi tentara cilik untuk memerangi kelompok radikal Boko Haram. UNICEF dalam laporannya menyebut, dengan pembebasan itu maka total lebih dari 1.700 anak sudah dibebaskan.
Dikutip dari reuters.com, Sabtu, 11 Mei 2019, sejumlah kelompok bersenjata di Nigeria pada 2013 dan 2017 berperang melawan kelompok garis keras Boko Haram. Mereka diduga merekrut lebih dari 3.500 anak-anak di wilayah utara Nigeria.
Baca Juga:
"Ini adalah sebuah langkah yang sudah tepat untuk melindungi hak anak. Hal ini harus diakui dan didorong," kata Kepala UNICEF untuk Nigeria, Mohamed Fall, Jumat, 10 Mei 2019.
Baca: Nigeria: 110 Gadis Sekolah Masih Hilang Diculik Boko Haram
Salah satu gadis korban penculikan Boko Haram bersama kerabatnya di Dapchi, Nigeria, 21 Maret 2018. Para siswi yang dibebaskan berusia antara 11-19 tahun. AP/Jossy Ola
Menurut Fall, anak-anak di utara Nigeria ikut menderita akibat konflik bersenjata. Mereka dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok bersenjata untuk bertempur atau berperan di luar medan tempur. Anak-anak itu melihat kematian, pembunuhan dan tindak kekerasan.
Kelompok militan di Nigeria itu, pada September 2017 telah berkomitmen berhenti memanfaatkan anak-anak untuk terlibat dalam konflik. Pada Oktober 2018 lalu, sebanyak 833 anak-anak sudah dibebaskan.
Baca: Nigeria Tangkap Militan Boko Haram Penculik 276 Gadis Sekolah
Masih belum diketahui total ada berapa banyak anak-anak yang telah dipaksa masuk kelompok-kelompok bersenjata di Nigeria, termasuk Boko Haram. Belum diketahui pula bagaimana anak-anak itu direkrut.
Sejumlah video memperlihatkan anak-anak yang dipaksa menjadi tentara diselamatkan dari kelompok Boko Haram memperlihatkan kepada militer Nigeria bagaimana mereka dilatih bertempur dan menembak.
Nigeria sedang bertempur melawan kelompok radikal Boko Haram dan Islamic State atau ISIS yang bercokol di Provinsi Afrika Barat. Pertempuran ini telah membuat lebih dari 30 ribu orang kehilangan nyawa dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal. Masih belum terlihat tanda-tanda pertempuran ini akan berakhir.