TEMPO.CO, Berlin – Sejumlah negara menanggapi rencana pengurangan pelaksanaan komitmen perjanjian nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action, yang ditandatangani bersama sejumlah negara besar pada 2015.
Baca:
Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan mengurangi pelaksanaan komitmen ini sebagai bentuk protes atas komitmen negara Eropa untuk melindungi bisnis minyak dan perbankan dari sanksi Amerika Serikat.
Meski mengurangi pelaksanaan komitmen ini, Iran masih mengikuti perjanjian JCPOA dan tidak melakukan pelanggaran.
“Posisi kami tetap kami ingin mengikuti perjanjian ini, terutama untuk mencegah Iran dari memiliki senjata nuklir,” kata Heiko Maas, menteri Luar Negeri Jerman, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 8 Mei 2019.
Baca:
Sebelumnya, Presiden Rouhani mengumumkan lewat siaran televisi bahwa negaranya mengurangi pelaksanaan komitmen perjanjian nuklir.
Ini terkait, seperti dilansir CNN, limitasi pengayaan uranium dan penjualan air berat atau heavy water, yang terkait dengan teknologi nuklir.
Pengumuman ini terjadi sekitar setahun setelah AS menyatakan menarik diri dari perjanjian ini dan mulai mengenakan sanksi ekonomi seperti pelarangan penggunaan dolar dan ekspor minyak oleh pemerintah Iran.
Baca:
Lima negara besar lain masih mendukung perjanjian JCPOA ini seperti Inggris, Prancis, Jerman, Cina dan Rusia. Eropa sedang menyiapkan mekanisme special vehicle untuk memfasilitasi perdagangan dengan Iran, meski Teheran menyebut implementasinya berjalan lambat.
Pernyataan senada juga keluar dari pemerintah Inggris terkait pengumuman dari pemerintah Iran. “Kami sangat prihatin atas pengumuman ini dan mendesak Iran untuk melanjutkan komitmennya memenuhi perjanjian dan tidak mengambil langkah mundur,” begitu pernyataan dari juru bicara PM Inggris, Theresa May.
Baca:
“Kesepakatan ini merupakan perjanjian yang krusial untuk membuat dunia semakin aman dan kami akan memastikan perjanjian ini tetap berlaku sepanjang Iran memenuhi komitmen ini.”
Soal ini, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan,”Kami tidak akan membiarkan Iran menguasai teknologi senjata nuklir. Kami akan terus berjuang melawan mereka yang ingin membunuh kami.”
Pemerintah Prancis juga menyatakan ingin perjanjian nuklir JCPOA tetap berlanjut. “Hari ini tidak ada yang lebih buruk daripada Iran meninggalkan perjanjian ini,” kata Florence Parly, menteri Pertahanan Prancis.
Menurut Parly, Prancis, Jerman, Inggris, dan pemerintah Eropa sedang melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menjaga perjanjian ini tetap berjalan. Ini dilakukan dengan melakukan inisiatif untuk membantu ekonomi Iran meskipun ada sanksi keras dari AS.
Sedangkan juru bicara kemenlu Cina,Geng Shuang, mengatakan perjanjian nuklir JCPOA Iran ini harus diterapkan dan semua pihak bertanggung jawab memastikan implementasinya.