TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rumah sakit dan sejumlah diplomatik di kedutaan Yaman di Kairo, Mesir terlibat jaringan perdagangan organ tubuh manusia dalam skala besar.
Jaringan perdagangan organ tubuh manusia yang sudah berjalan sejak tahun 2014 memiliki ratusan pasien dan broker dari Yaman dan Mesir.
Baca: Pasar Gelap Organ Manusia Meluas di Eropa
Al Jazeera melakukan investigasi tentang jaringan mafia perdagangan organ tubuh manusia di Yaman dan Mesir.
Dari hasil wawancara dan dokumen yang diperoleh Al Jazeera memperlihatkan keterlibatan sejumlah pejabat yang telah memberikan surat palsu untuk memfasilitasi perdagangan organ tubuh dan mendapatkan keuntungan pribadi.
Warga Yaman yang miskin berkunjung ke Mesir untuk menjual ginjal demi mendapatkan uang untuk mempertahankan hidup mereka sementara waktu.
Seorang korban dari jaringan perdagangan organ tubuh manusia dan warga Yaman bernama Ahmed. Dia diberitahu oleh temannya pada tahun 2014 bahwa dia bisa mendapatkan uang US$ 5 ribu untuk satu ginjalnya.
Baca: 85 Ribu Balita Tewas Didera Kelaparan Parah di Yaman
Ahmed setuju dan sebelum dia menyadarinya, dia sudah dalam pesawat menuju Kairo.
Di Yaman, menjual organ tubuh manusia tidak melanggar hukum. Namun, perdagangan ini melanggar hukum di Mesir, tempat tiga orang pendonor berbicara kepada Al Jazeera. Sementara ratusan orang menceritakan pengalaman mereka kepada LSM Yaman.
Bagaimana keterlibatan para broker dalam jaringan perdagangan organ tubuh manusia di Yaman dan Mesir?
Seorang broker warga Yaman menuturkan kepada Al Jazera bahwa awalnya dia mencari ginjal untuk saudaranya. Dia membeli ginjal itu dari seorang donor warga Yaman.
"Setelah operasi, kembali ke rumah dan tetap berhubungan... 'dia mulai mengatakan kepada saya dia dapat mencari orang lain yang mau donasi jika saya tahu siapa yang membutuhkan transpalansi'," ujarnya.
Dia lalu diminta menjadi donor, namun ginjalnya tidak sesuai dengan klien.
Sehingga dia diminta untuk mencari warga Yaman yang bersedia menjual ginjalnya. Jika ada, dia mendapat komisi US$ 1.000 untuk setiap donor yang direkrut.
Menurut Nabil al-Fadhil, ketua Lembaga Pemberangusan Perdagangan Manusia di Yaman mengatakan, lembaganya memverifikasi sekitar seribu kasus perdagangan organ tubuh manusia. Masih ada ribuan lagi kasus serupa.
"Dari ribuan wawancara, 900 orang telah menjual ginjalnya, lalu mereka kembali ke Yaman sebagai broker mencari korban baru," kata al-Fadhil saat diwawancara pada akhir tahun 2018.
Sejumlah rumah sakit di Mesir telah terlibat dalam penjualan organ manusia.
"Kami bekerja dengan rumah sakit publik dan rumah sakit swasta," kata seorang broker warga Mesir.
Di rumah sakit Mesir yang terdaftar, dalam pembedahan transpalansi , donor diminta untuk bersaksi bahwa mereka mendonasikannya dengan membuat pilihan, apakah itu dengan menuliskan atau rekaman kamera.
Baca: Ratusan Warga Inggris Beli Ginjal di Pasar Gelap, Mengapa?
Jaringan ini, menurut seorang broker juga bekerja dengan pejabat Yaman. Kerja sama dengan pejabat Yaman dinilai sangat penting dalam proses ini.
"Jujur saja, pekerjaan kami tidak akan ada tanpa kerja sama dengan entitas pemerintah di Yaman yang membawa warga Yaman lebih muda ke Mesir," kata seorang broker.
Saat ini banyak warga Yaman tinggal di Mesir untuk menjual organ tubuh mereka demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mereka juga melarikan diri dari kekerasan dan situasi yang memburuk di Yaman dan karena bandara Sanaa ditutup.
Untuk memerangi perdagangan organ tubuh secara ilegal di Mesir yang menjadikan warga Yaman sebagai korban, al Fadhil dan pihak lainnya tengah bekerja untuk menuntut perubahan kebijakan mengakhiri perdagangan organ tubuh manusia.