Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebar Kebencian Dibiarkan, Facebook Dikecam Munafik

image-gnews
Ulama Pakistan yang menyebarkan kebencian pada umat Kristen, Khadim Hussain Rizvi.
Ulama Pakistan yang menyebarkan kebencian pada umat Kristen, Khadim Hussain Rizvi.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa media sosial, Facebook dituding munafik karena satu sisi menutup akun individu dan organisasi penyebar kebencian, namun membiarkan ulama Pakistan, Khadim Hussain Rizvi menggunakan Facebook untuk menyebarkan kebencian kepada umat Kristen. Padahal sejumlah pihak telah mendesak platform itu untuk menutup akun Rizvi.

Mengutip Daily Mail, 4 Mei 2019, Facebook telah menutup akun sejumlah pemimpin anti-Semit dan pemimpin Nation of Islam, Lousi Farrakhan, dan nasionalis kulit putih, Paul Nehlen. Facebook beralasan mereka telah melanggar kebijakan untuk tidak membahayakan orang dan organisasi.

Baca: Facebook Hapus Ratusan Akun Palsu Penyebar Hoaks dan Hate Speech

Namun Facebook membiarkan Rizvi, pemimpin kelompok ekstrimis Tehreek-e-Labbaik menyebarkan kebencian pada umat Kristen kepada ribuan pengikutnya di media sosial ini.

Rizvi berada di balik aksi demo besar yang menuntut Asia Bibi dihukum mati. Bibi, seorang ibu dengan 5 anak dituding menghina agama Islam dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Pakistan pada tahun 2010. Namun, pengadilan Mahkamah Pakistan membebaskan Bibi dari hukuman tahun lalu.

Pria ini juga yang meneriakkan milisi Islam untuk membunuh seorang Muslim pemilik toko bernama Asad Shah di Glasgow tahun 2016.

Direktur anti-rasisme, Faith Matters, Fiyaz Mughal, melaporkan Rizvi ke Facebook pada November 2017 karena ujaran kebenciannya telah berdampak pada komunitas Inggris Pakistan. Namun, Facebook tidak bertindak dan Rizvi tetap aktif di Facebook hingga hari ini.

Baca: Hari Ini, Facebook Hapus 108 Grup Jaringan Saracen

"Berapa lama lelucon ini berlanjut ketika Facebook mengatakan yang ini melakukan dan kemudian tidak melakukan? Beapa lama inspirator kekerasan memiliki halaman di Facebook? Pria ini memuja pembunuh seorang warga Inggris yang dituduh mencemarkan," kata Mughal kepada MailOnline.

"Rasanya kita seperti kembali ke Abad Kegelapan yang barbar dengan Facebook memberikan kita putaran, sementara para pendiri berkumpul di San Fransisko menepis isu ini dengan Humas membuat pernyataan apik," ujarnya.

Wael Aleji, bekerja di Wilberforce Alliance Foundation menyebut Facebook sebagai platofm yang telah menjadi selokan beracun untuk membenci Kristen dan Semitisme.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kelompok ekstrimis seperti Hizbut Thahrir dan Ikhwanul Muslimin sangat aktif di Facebook, keduanya merupakan organisasi maupun individu sebagai anggota," ujar Aleji mempertanyakan Facebook.

Menurut Aleji, Hizbut Thahrir dan Ikhwanul Muslimin telah dilaporkan beberapa kali, tapi Facebook tidak melakukan apa-apa.

"Saat teman Muslim saya menulis artikel yang mengkritik dengan lunak fundamentalis Islam, Facebook mencabutnya," ujar Aleji.

Hal ini membuat Aleji menduga-duga apakah Facebook dijalankan oleh milisi Islam.

Baca: Uni Eropa Bakal Denda Facebook dan Google Jika 

Gideon Falter, Ketua Kampanye Menentang Anti-Semit menyebut Facebook menjadi tempat nyaman bagi para neo-Nazi, milisi Islam, dan ekstrimis kanan-kiri, menggunakannya untuk menyebarkan racun kebencian pada Yahudi dan banyak orang.

Juru bicara Facebook kepada MailOnline menjelaskan pihaknya bekerja keras untuk menentang ekstrimis dan tidak mengizinkan kelompok atau orang yang terlibat aktivitas teroris , atau menyampaikan dukungan kepada terorisme.

"Kami telah banyak menginvestasikan tim spesiliasi, kemitraan ahli, dan teknologi baru untuk mengidentifikasi, meninjau, dan menghapus konten ekstrimis," ujar juru bicara Facebook.

Namun tidak ada penjelasan mengapa Facebook tidak merespons berbagai laporan yang disampaikan ke Facebook tentang pemilik akun yang telah disebut namanya sebagai orang atau organisasi penyebar kebencian agama dan anti-semit.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

5 jam lalu

Tiktoker Galihloss3 memegang HP yang digunakan untuk mengunggah konten yang diduga bermuatan SARA. Dokumentasi Polda Metro Jaya
Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

Dalam proses pemeriksaan, Galih Loss disebut membuat konten ujaran kebencian hingga penodaan agama di akun TikTok untuk mencari endorse.


Usai jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama, Galih Loss Ditahan di Rutan Polda Metro Jaya

7 jam lalu

Galih Noval Aji Prakoso ditangkap polisi pada 22 April 2024 karena unggahan video di TikTok @galihloss3 soal penyebaran kebencian berbasis SARA. Sumber: Polda Metro Jaya
Usai jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama, Galih Loss Ditahan di Rutan Polda Metro Jaya

Ditreskrimsus Polda Metro Jaya resmi menetapkan Galih Noval Aji Prakoso alias Galih Loss sebagai tersangka dugaan penyebaran kebencian di TikTok.


Polda Metro Jaya Tetapkan Tiktokers Galih Loss jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama

9 jam lalu

Tiktoker Galihloss3 memegang HP yang digunakan untuk mengunggah konten yang diduga bermuatan SARA. Dokumentasi Polda Metro Jaya
Polda Metro Jaya Tetapkan Tiktokers Galih Loss jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama

Polda Metro Jaya menetapkan Galih Loss sebagai tersangka penyebaran kebencian dan penodaan agama lewat Tiktoknya @galihloss3.


Perjalanan Karir T-ARA, Soal Gonta-ganti Member hingga Rumor Bullying

3 hari lalu

T-ara kembali diterpa rumor
Perjalanan Karir T-ARA, Soal Gonta-ganti Member hingga Rumor Bullying

Grup idola K-pop T-ARA meraih puncak popularitaasnya di tahun 2010an dengan berbagai lika-liku termasuk tuduhan skandal bullying.


Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

5 hari lalu

Bos Apple Tim Cook bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, 17 April 2024. Foto: BPMI Setpres/Kris
Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:


Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

18 hari lalu

Ilustrasi Facebook, TikTok, Twitter. (NDTV)
Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.


Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

20 hari lalu

Cara download video Facebook di HP bisa dilakukan dengan mudah tanpa aplikasi. Anda hanya tinggal mengcopy tautan video Facebook.  Foto: Canva
Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.


Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

24 hari lalu

Seorang wanita melintas dekat hiasan telur Paskah yang dilukis dengan gaya seni tradisional naif di Koprivnica, Kroasia, 27 Maret 2024. REUTERS/Antonio Bronic
Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!


Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

25 hari lalu

WhatsApp mengumumkan peluncuran Avatar (Meta)
Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.


WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

25 hari lalu

Pendiri WhatsApp, Brian Acton. successstory.com
WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.