TEMPO.CO, Caracas - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, muncul di layar televisi dan meminta militer bersiap menghadapi ancaman.
Baca:
“Militer harus siap untuk melawan pengkhianat," kata Maduro dikutip CNN pada Kamis, 2 Mei 2019.
Maduro muncul bersama Menteri Pertahanannya Vladimir Padrino, dan Kepala Operasi Militer Remigio Ceballos dan disiarkan oleh stasiun televisi lokal.
Reuters, Jumat 3 Mei 2019, melansir Maduro berpidato menolak klaim Amerika Serikat dan oposisi bahwa komando tinggi angkatan bersenjata siap untuk melawannya. Upaya AS ini disebut sebagai bentuk dukungan agar tokoh oposisi seperti Juan Guaido dan Leopoldo Lopez dapat membentuk pemerintahan transisi dan mengadakan pemilihan umum ulang.
Baca Juga:
Baca:
Dua hari lalu, Guaido meminta angkatan bersenjata untuk memberontak terhadap pemerintah. Seruan Guaido ini bertepatan dengan peringatan Hari Buruh sedunia. Dia juga meminta masyarakat turun ke jalan untuk menjatuhkan Maduro.
Para pejabat AS menyebut komando tinggi militer Venezuela sedang berdiskusi dengan Mahkamah Agung dan perwakilan Guaido untuk menggulingkan Maduro. "Maduro tidak dapat mempercayai para pemimpin militernya," kata Elliott Abrams, yang merupakan utusan khusus AS untuk Venezuela kepada wartawan.
Baca:
Tetapi Menhan Padrino yang berdiri di samping Maduro dalam pidato pada Kamis kemarin, membantah ini. "Jangan datang untuk membeli kami dengan penawaran yang tidak jujur, seolah-olah kami tidak memiliki martabat," kata dia.
Tokoh oposisi Guaido telah menyatakan diri sebagai Presiden interim Venezuela pada Januari 2019. Dia telah mendapat pengakuan dari lebih 50 negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sejumlah negara Amerika Latin seperti Kolombia.
Sedangkan Maduro, yang memimpin pemerintahan sosialis, berupaya mempertahankan kekuasaan dengan dukungan dari Rusia, Kuba, dan Cina.
Baca:
Sebelumnya politikus sekaligus sekutu Guaido, Leopoldo Lopez mengatakan, telah bertemu dengan komandan dan jenderal dari berbagai sektor angkatan bersenjata Venezuela di rumahnya dalam tiga pekan terakhir. "Kami berkomitmen untuk berkontribusi pada akhir perebutan kekuasaan," kata dia.
Lopez pernah ditangkap selama gerakan pemberontakan pada 2014 dan menjalani tahanan rumah pada tahun 2017. Tetapi dia muncul bersama dengan Guaido dan puluhan tentara pada Selasa setelah melarikan diri dan berlindung di kediaman diplomatik Spanyol di Caracas.
Pengadilan Venezuela Kamis lalu sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan Lopez. Pengadilan menyatakan Lopez melanggar perintah yang mengharuskan dia untuk tetap berada di bawah tahanan rumah dan membatasi kemampuannya untuk berbicara di depan umum.
Namun pemerintah Spanyol melalui juru bicaranya mengatakan tidak berniat untuk menyerahkan Lopez kepada pihak berwenang Venezuela. Guaido menyebut opsi menggunakan bantuan militer asing untuk menjatuhkan Maduro menjadi opsi terakhir.
Sedangkan pemerintah Rusia mengatakan mereka sepakat untuk melanjutkan pembicaraan tentang Venezuela dengan Amerika Serikat. Sedangkan China menyerukan penyelesaian politik melalui dialog.
REUTERS|CNN| EKO WAHYUDI