Ya. Gerakan militan Islam Palestina Hamas, misalnya, adalah cabang dari Ikhwanul Muslimin. Hamas telah melakukan penculikan, pemboman bunuh diri dan serangan roket terhadap warga sipil, yang dianggap Ikhwanul Muslim sebagai perlawanan sah terhadap pendudukan Israel. Amerika Serikat telah menunjuk Hamas sebagai organisasi teroris.
Di luar itu, banyak afiliasi Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia beroperasi secara independen dan hanya mengidentifikasi secara longgar dengan akar Mesir, sehingga sulit untuk berbicara dengan pasti dan kategoris.
Baca: Saudi Masukkan Ikhwanul Muslimun dalam Daftar Teroris
4. Apakah Ikhwanul Muslimin terkait dengan kelompok seperti Al Qaeda?
Banyak orang yang frustasi dengan pandangan Ikhwanul Muslimin yang menganut paham tanpa kekerasan, telah keluar dari kelompok untuk bergabung dengan organisasi yang lebih militan seperti Al Qaeda.
Ayman al-Zawahiri, orang Mesir yang membantu mendirikan dan sekarang memimpin Al Qaeda, adalah mantan anggota Ikhwanul Muslimin.
Dia menulis buku sejenis jeremiad berjudul "The Bitter Harvest" yang mengecam paham non-kekerasan Ikhwanul Muslimin, dan Ikhwanul Muslimin Mesir secara konsisten dan berulang kali mengecam Al Qaeda.
5. Apakah Ikhwanul Muslimin mendukung demokrasi?
Kandidat presiden dari partai Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi, saat melakukan kampanye di Kairo, Mesir, Minggu (20/6). AP/Fredrik Persson, File
Seruan untuk pemilihan demokratis sekarang menjadi ciri khas gerakan Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia Arab, membuat mereka berselisih dengan pemerintah otoriter di wilayah itu serta dengan lebih banyak Islamis militan.
Ikhwanul Muslimin di Mesir mulai memenangkan kursi di Parlemen yang hampir tak berdaya pada 1980-an, di bawah Presiden Hosni Mubarak.
Setelah pemecatannya pada 2011, Ikhwanul Muslimin memenangkan pluralitas dalam pemilihan parlemen bebas pertama Mesir dan seorang tokoh senior dalam kelompok itu, Mohamed Morsi, memenangkan pemilihan presiden bebas pertama Mesir. Tetapi militer membubarkan Parlemen pada 2012 dan menggulingkan Morsi pada 2013.
Setelah pemberontakan Arab Spring di Tunisia, sebuah partai politik gaya Ikhwanul Muslimin memenangkan pemilihan parlemen pertama di sana, kemudian melepaskan kekuasaan secara damai setelah kehilangan suara berikutnya. Partai Ennahda, terus memainkan peran utama dalam legislatif.
Raja Salman dari Arab Saudi sepakat dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi dari Mesir di Arab Saudi tahun lalu. Keduanya menganggap Ikhwanul Muslimin teroris.
6. Apa dasar argumen mencap Ikhwanul Muslimin sebagai teroris?