TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido berjanji akan mengerahkan aksi turun ke jalan terbesar dalam sejarah negara itu. Hal itu disampaikannya sehari setelah dia menyerukan kudeta militer untuk mendongkel Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
"Kalian tahu, Maduro tidak punya dukungan atau tidak dihormati di kalangan Angkatan Bersenjata Venezuela. Kita telah melihat hasil unjuk rasa. Kita harus terus memberikan tekanan," kata Guaido, dalam sebuah rekaman video yang diunggah ke akun media sosialnya, Selasa pagi, 30 April 2019 waktu setempat.
Dikutip dari reuters.com, Rabu, 1 Mei 2019, Guaido saat ini mencari dukungan dari Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya. Sedangkan militer Venezuela masih memperlihatkan sikap dukungan terhadap Presiden Maduro. Dukungan terhadap Maduro juga diperlihatkan Rusia, Cina dan Kuba.
Baca: Maduro Muncul di TV Tepis Tudingan Kabur ke Kuba
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, kiri, menyerukan kepada militer negara itu agar melakukan kudeta terhadap Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Sumber: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/foxnews.com
Baca: Mike Pompeo Klaim Nicolas Maduro Sempat Mau Kabur ke Kuba
Standar hidup masyarakat Venezuela menurun signifikan dalam beberapa bulan terakhir pada tahun ini. Hal ini menyusul serangkaian berkurangnya pasokan listrik atau mati lampu serta kurangnya pasokan air bersih.
Sebelumnya, masyarakat harus menghadapi hiperinflasi dan kekurangan pasokan bahan - bahan pokok atau sembako. Kondisi ini telah mendorong jutaan masyarakat Venezuela melakukan emigrasi atau perpindahan penduduk ke negara lain.
"Saya harap ini akan menjadi aksi turun ke jalan yang terakhir kali kami lakukan. Saya ingin gelombang perebutan kekuasaan ini segera berakhir," kata Claudia Riveros, 36 tahun, pedagang roti yang melakukan aksi protes pada Selasa, 30 April 2019, sambil membawa bendera Venezuela.
Presiden Maduro yang beraliran sosialis menyebut Guaido sebagai boneka Amerika Serikat yang sedang mencari panggung untuk melawannya. Dia pun menyerukan pada para pendukungnya di penjuru Venezuela agar melakukan aksi turun ke jalan pada Rabu, 1 April 2019.