TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Venezuela membantah ada upaya kudeta militer untuk menggulingkan Nicolas Maduro.
Menlu Jorge Arreaza juga menuding Juan Guaido beroperasi atas perintah dari Amerika Serikat.
"Ini bukan upaya kudeta militer. Ini adalah rencana Washington, dari Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS, dan Bolton (John Bolton)," kata Arreaza, dikutip dari Reuters, 1 Mei 2019.
Baca: Oposisi Venezuela Ajak Militer untuk Kudeta Presiden Maduro
Dia mengatakan Maduro masih memiliki kendali penuh atas militer Venezuela, setelah Guaido meminta militer untuk memberontak hingga terjadi baku tembak di luar pangkalan udara Caracas.
"Dia (Maduro) ada di komando seperti biasa, dan dia mengendalikan situasi. Dia membuat keputusan pemerintahan seperti yang biasa dia lakukan setiap hari," kata Arreaza yang mengaku telah berbicara dengan Maduro lima kali pada Selasa. Arreaza menambahkan maduro akan tampil di Istana Miraflores secepatnya.
Wakil Presiden Venezuela Jorge Arreaza. ANTARA FOTO/AACC2015
Sementara Presiden Nicolas Maduro, dalam pidato yang disiarkan televisi, mengatakan pasukan imperialis ingin menyerang dan menggulingkan pemerintahan yang sah untuk memperbudak Venezuela.
"Kita telah menghadapi berbagai jenis coup d'etat, karena upaya obsesif hak Venezuela, oligarki Kolombia dan kekaisaran AS," papar Maduro, dikutip dari CNN.
Maduro menambahkan bahwa pangkalan udara militer Caracas tidak pernah di bawah kendali oposisi.
Baca: Menlu Venezuela Tuding Amerika Pimpin Kudeta Terhadap Maduro
Sementara Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan AS tidak menyebut situasi di Venezuela sebagai kudeta, karena pemimpin oposisi Juan Guaido adalah presiden yang sah, ungkap laporan CNN.
"Ini jelas bukan kudeta. Kami mengakui Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela yang sah dan ini sama saja bukan kudeta ketika Presiden Amerika Serikat memberi perintah kepada Departemen Pertahanan, itu bukan kudeta bagi Juan Guaido untuk mencoba dan mengambil alih komando dari Militer Venezuela," kata John Bolton.