TEMPO.CO, Jakarta - Dua puluh siswa di India dilaporkan bunuh diri sejak Dewan Pendidikan Menengah (BIE) mengumumkan nilai ujian sekolah pekan lalu.
Dilaporkan Khaleej Times, seperti dikutip Sputnik, 29 April 2019, pengumuman hasil ujian memunculkan reaksi kontroversial yang mengaitkannya dengan bunuh diri siswa.
Menurut laporan, orang tua menyalahkan bunuh diri pada perusahaan Globarena Technologies Private Ltd yang mengembangkan perangkat lunak yang digunakan untuk memproses penerimaan, pra-pemeriksaan, dan hasil pasca-pemeriksaan.
Baca: Soal Bocor, Militer India Tunda Ujian Perekrutan
Sementara itu, panel tiga anggota yang dibentuk oleh pemerintah untuk menyelidiki penyimpangan dalam hasil yang disampaikan laporannya pada hari Kamis. Panel melihat ke dalam sistem yang digunakan oleh Globarena Technologies, yang layanannya disewa oleh Telangana BIE untuk melakukan pemeriksaan dan memproses hasilnya.
Komite yang dipimpin oleh G.T. Venkateswar Rao, Direktur Pelaksana, Layanan Teknologi Negara Telangana, dan juga terdiri dari A. Vassan dari BITS Hyderabad dan Nishanth Dongari dari IIT Hyderabad, menyerahkan laporannya kepada B. Janardhan Reddy, Menteri Pendidikan Tinggi, dan Pemerintah Telangana.
Panel juga membuat rekomendasi untuk menghindari kesalahan dalam melakukan pemeriksaan di masa depan.
Baca: Aljazair Matikan Internet Selama Ujian untuk Mencegah Kecurangan
Pada tanggal 25 April, Ketua Menteri Negara Bagian Telangana, K. Chandrashekhar Rao, meminta penghitungan ulang dan verifikasi ulang lembar jawaban semua siswa yang gagal dalam ujian, lapor Khaleej Times.
Ketua Menteri India itu juga menyatakan keprihatinan tentang situasi tersebut dan memohon siswa untuk tidak bunuh diri, menekankan bahwa gagal dalam ujian sekolah lanjutan tidak berarti akhir dari kehidupan seseorang.