TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat keamanan Sri Lanka mendapat peringatan bahwa kelompok teror dalang pemboman Hari Paskah, merencanakan serangan dengan menyamar mengenakan seragam militer.
Sumber pejabat keamanan mengatakan militan menargetkan lima lokasi dalam serangan Minggu atau Senin, seperti dilaporkan Reuters, 29 April 2019.
Baca: Otoritas Sri Lanka Antisipasi Serangan Teror Lanjutan
"Akan ada gelombang serangan lain," kata Kepala Divisi Keamanan (MSD), yang menjadi bagian unit di Kepolisian Sri Lanka. Pejabat keamanan mengatakan informasi ini dalam sebuah surat kepada parlemen dan pejabat lain, yang dilihat oleh Reuters.
"Informasi relevan mencatat bahwa pelaku akan mengenakan seragam militer dan menggunakan van untuk menyerang," katanya.
Namun sejauh ini tidak ada serangan pada Ahad kemarin, dan pihak keamanan Sri Lanka telah bergerak cepat dengan menangkap orang-orang yang terlibat teror 21 April.
Kantor berita Amaq ISIS merilis gambar pada hari Selasa yang menunjukkan foto para teroris yang melakukan serangan bom di Sri Lanka pekan lalu.[Daily Mail]
Dua menteri kabinet dan dua anggota parlemen oposisi mengkonfirmasi bahwa pemerintah awas terhadap peringatakan keamanan terakhir.
Sejauh ini pihak keamanan Sri Lanka meyakini dua kelompok lokal, National Thawheedh Jamaath (NTJ) dan Jammiyathul Millathu Ibrahim, adalah kelompok di balik teror Hari Paskah meski ISIS mengklaim serangan.
Baca: Presiden Sri Lanka Desak Mundur, Kepala Polisi Menolak
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan sekelompok orang yang terlibat kebanyakan teman dekat dan keluarga. Mereka lebih sering berbicara tatap muka untuk menghindari pengawasan elektronik.
"Mereka (kelompok) cukup kecil sehingga mereka tidak menggunakan komunikasi normal, melainkan bertemu satu sama lain," kata Wickremesinghe.
Dia menambahkan pemboman terkoordinasi, jenis bahan peledak yang digunakan dan plot yang diawasi secara ketat diduga bahwa pembom memiliki panduan tertentu.
"ISIS telah mengklaim, kami juga yakin ada beberapa koneksi internasional," katanya.
Baca: Kepolisian Sri Lanka Geledah Tempat Persembunyian Militan
Presiden Maithripala Sirisena mengatakan pada hari Senin bahwa dia telah menunjuk Chandana Wickramaratne, orang kedua di jajaran komando kepolisian, sebagai penjabat kepala polisi sementara.
Selama akhir pekan, dua sumber di kantor presiden mengatakan bahwa Pujith Jayasundara, kepala polisi Sri Lanka sebelumnya menolak permintaan presiden untuk mundur.
Di India, polisi mengatakan mereka telah menggerebek rumah tiga orang di negara bagian selatan Kerala, dekat dengan Sri Lanka, sehubungan dengan hubungan mereka dengan ISIS. Namun pihak India tidak mengatakan apakah ada kaitan penggerebekan ini dengan serangan di Sri Lanka.