TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menanggapi bekas Wakil Presiden Joe Biden, yang menyatakan akan maju sebagai calon kandidat Presiden pada pilpres AS 2020.
Baca:
“Selamat mengikuti perlombaan Joe yang mengantuk (Sleepy Joe),” cuit Trump lewat akun Twitter @realdonaldtrump beberapa jam setelah pengumuman Biden seperti dilansir CNN pada Kamis, 25 April 2019.
Trump melanjutkan cuitannya. “Saya berharap Anda memiliki kecerdasan, yang selama ini diragukan, untuk melakukan kampanye yang sukses,” kata Trump, yang terpilih sebagai Presiden dari Partai Republik setelah mengalahkan pesaing Hillary Clinton dari Partai Demokrat pada pilpres AS 2016.
Baca:
“Anda akan berurusan dengan orang-orang yang punya ide sangat gila dan ngawur. Jika Anda berhasil, saya akan menunggumu di pintu gerbang,” kata Trump.
Joe Biden mengumumkan rencananya untuk maju sebagai kandidat capres dari Partai Demokrat pada Kamis. Dia mengumumkan rencananya itu lewat rekaman video, yang menyoroti kasus unjuk rasa sekelompok orang pendukung supremasi kulit putih di Kota Charlottesville, Virginia, pada Agustus 2017.
Baca:
Unjuk rasa itu berlangsung rusuh dan menewaskan seorang perempuan dari kelompok yang memprotes kelompok pendukung supremasi kulit putih itu. Soal insiden ini, Trump menyebut ada orang-orang sangat baik dari kedua kelompok.
“Kata-kata itu membuat Presiden AS memberikan kesetaraan moral kepada orang-orang yang mempromosikan kebencian dengan orang-orang yang berdiri melawannya,” kata Biden mengkritik.
Baca:
Lewat akun Twitter @JoeBiden, Biden mengatakan,”Nilai-nilai inti dari bangsa ini, posisi kita di dunia, demokrasi kita, semua yang telah membentuk Amerika sebagai Amerika sedang dipertaruhkan. Itu sebabnya saya mengumumkan maju sebagai kandidat Presiden AS. #Joe2020.”
Baca:
Bekas wakil dari Presiden Barack Obama ini melanjutkan,”Pada saat itu, saya tahu ancaman ke bangsa ini tidak seperti yang pernah saya lihat sebelumnya sepanjang hidup saya,” kata dia.
Strategi kampanye Biden ini berbeda dengan para kandidat lain dari Partai Demokrat, yang cenderung mengabaikan Trump dan lebih memilih mempromosikan agenda kerjanya jika terpilih sebagai Presiden. Ini seperti soal isu layanan kesehatan, pajak lebih tinggi untuk orang kaya dan perusahaan, dan kebijakan imigrasi yang manusiawi.