TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Meksiko untuk Indonesia Armando G. Alvarez mengakui negaranya belum begitu populer dimata masyarakat Indonesia. Pihaknya menggenjot jalur budaya dan pariwisata untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di kedua negara.
"Saya harus akui Meksiko belum terlalu terkenal dimata masyarakat Indonesia. Masalahnya ada di jarak kedua negara yang cukup jauh, selisih waktu kita bahkan 12 jam. Namun dipastikan, sikap saling memahami masyarakat di kedua negara tumbuh," kata Alvarez saat ditemui Tempo dalam acara 'Noche Mexicana', Kamis, 25 April 2019.
Untuk mempromosikan negaranya di Indonesia, Alvarez pun menggelar sejumlah acara budaya sepanjang tahun ini. Pada pekan depan, rencananya akan diselenggarakan pameran di Kota Tua, Jakarta, bertajuk Batik ala Mexicana. Pameran ini memperlihatkan proses membatik menggunakan teknik batik ala Indonesia tetapi motifnya khas Meksiko.
Baca: Penjara di Meksiko ini Bikin Narapidana Betah
Duta Besar Meksiko untuk Indonesia, Armando G Alvarez. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Sedangkan di sektor pariwisata, setelah dikembangkan kerja sama antar Aeromexico dan Garuda Indonesia dalam tiga tahun terakhir, saat ini semakin banyak turis asal Meksiko yang plesiran ke Indonesia khususnya mereka yang ingin berbulan madu ke Bali, Jakarta, Surabaya dan kota lain di Indonesia.
Baca: Dilantik Sumpah Jabatan, Presiden Meksiko Janji Bawa Perubahan
"Ini penerbangan yang mengkoneksikan masyarakat di kedua negara via Tokyo, Jepang. Jadi, penerbangan dari Jakarta atau Denpasar menuju Tokyo menggunakan Garuda, lalu dari sana ke Mexico menggunakan Aeromexico. Ini memperlihatkan kedua negara amat mendorong lebih banyak pertukaran budaya dan masyakarat yang saling mengunjungi," kata Alvarez.
Menurutnya, kerja sama bidang penerbangan ini telah berkontribusi meningkatkan jumlah kunjungan dan sikap saling memahami antar masyarakat pun ikut meningkat. Penerbangan Indonesia - Meksiko ini dilakukan dua sampai tiga kali dalam sepekan.
Nilai perdagangan Indonesia - Meksiko pada 2018 sekitar US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun dengan surplus di Indonesia. Jarak dan minimnya pemahaman di kalangan pelaku bisnis di kedua negara, diklaim Alvarez sebagai penyebab masih kecilnya nilai perdagangan Indonesia - Meksiko.
Panji Moulana