TEMPO.CO, Jakarta - Aparat keamanan Sri Lanka memburu para pelaku teror ledakan bom di 3 gereja dan 3 hotel pada Minggu Paskah, 21 April 2019.
Pelaku peledakan bom di gereja Santo Sebastian di Kolombo terekam di CCTV dan telah dirilis hari ini. Pelaku seorang pria membawa ransel berukuran besar dan berat diduga berisi bahan peledak rakitan.
Baca: Sri Lanka Sudah Tangkap 40 Orang yang Diduga Terlibat Teror Bom
Pria bertubuh kurus berjalan dari gerbang sempat berpapasan dengan seorang anak kecil seraya menyentuh kepala sang anak. Lalu pelaku berjalan mengarah ke pintu samping depan gereja. Tak lama kemudian ledakan mengerikan terdengar. Pria ini melakukan aksi bom bunuh diri di gereja ini.
Jumlah korban tewas terbesar ditemukan di gereja Santo Sebastian, yakni lebih dari 100 orang umat Katolik yang sedang mengikuti misa Paskah.
Sementara pelaku pengeboman di hotel Shangri-La dan Cinnamon Grand di Kolombo diketahui 2 pria kakak beradik, anak pengusaha rempah kaya raya. Keduanya meledakkan diri saat para tamu hotel berbaris untuk sarapan.
Mengutip CNN, kedua bersaudara ini diduga berusia 20 tahunan dan mengoperasikan sel keluarga dalam aksi teror, menurut informasi penyelidik. Tidak diketahui di mana orang tua mereka tinggal.
Seorang wanita bereaksi di samping dua peti mati saat pemakaman massal para korban bom Hari Paskah, di sebuah pemakaman dekat Gereja St. Sebastian di Negombo, Sri Lanka, Selasa, 23 April 2019. REUTERS/Athit Perawongmetha
Baca: 3 Anak Miliarder Denmark Tewas Dalam Teror Bom di Sri Lanka
Ketika keduanya check-in di salah satu hotel, satu di antaranya memberikan identitas yang benar, namun saudaranya memberikan informasi salah tentang identitasnya.
Dari data yang ditemukan di hotel, polisi menuju rumah keluarga kedua bersaudara yang tewas dalam aksi bom bunuh diri di dua hotel mewah itu. Lokasi rumah keluarga kedua pelaku bom bunuh diri di kawasan bisnis di Kolombo.
Pasukan khusus melakukan investigasi ke rumah pelaku ledakan. Mereka disambut dengan aksi bom bunuh diri salah satu istri pelaku, menewaskan dirinya dan dua anak-anaknya. Tiga polisi tewas dalam ledakan ini dan sejumlah keluarga besar pelaku ditahan.
"Ini sel teror tunggal yang dioperasikan oleh satu keluarga. Mereka punya uang dan motivasi. Mereka mengoperasikan sel dan diyakini mereka mempengaruhi keluarga besar mereka," kata seorang penyelidik.
Baca: Sri Lanka Bakal Usut Kegagalan Intelijen Cegah Teror Bom
Kedua pelaku diketahui anggota kelompok garis keras National Thowheed Jammath. Polisi belum dapat memastikan apakah para pelaku terlibat dalam serangan terhadap 3 hotel dan 3 gereja.
Setelah hotel Shang-rila diledakkan, seorang petugas hotel melapor ke polisi atas kemunculan tersangka.
Polisi saat ini memburu mobil dan truk yang diyakini terlibat dalam peledakan gereja dan hotel. Mereka juga memburu 3 sepeda motor, taksi dan mobil van yang dipakai dalam aksi teror.
Aparat keamanan Sri Lanka menangkap 40 orang termasuk seorang warga Suriah atas tuduhan melakukan serangan bom pada Minggu Paskah. Sejauh ini belum diketahui pasti motif pelaku dan otak pelaku teror yang diduga melibatkan jaringan internasional.