TEMPO.CO, London – Pangeran William dan Kate Middleton mengucapkan belasungkawa atas teror bom di Sri Lanka, yang telah menewaskan setidaknya 290 orang dan melukai sekitar 500 orang.
Baca: 87 Bom Ditemukan, Sri Lanka Sebut Jaringan Asing Terlibat
“Kami merasa sangat sedih atas serangan keji di Sri Lanka pada saat perayaan Hari Paskah,” begitu pernyataan keduanya yang dilansir CNN Pada Senin, 22 April 2019.
Keduanya mengecam serangan teror bom di Sri Lanka ini, yang terjadi di lokasi yang seharusnya menjadi tempat aman bagi publik. “Ini sangat mengerikan,” kata keduanya.
Baca: Teror Bom di Sri Lanka Porak-porandakan Tiga Gereja
Seperti dilansir News, teror bom di Sri Lanka ini menyasar empat hotel, tiga gereja dan sebuah rumah. Tiga hotel bintang lima yang menjadi sasaran adalah Shangri La, Cinnamon Grand Hotel, dan Kingsbury, yang semuanya berada di ibu kota Kolombo.
Sedangkan tiga gereja yang menjadi sasaran adalah Gereja St. Anthony di Kolombo, Gereja St. Sebastian di Negombo, dan Gereja Zion di Batticalcoa.
Dua ledakan lain terjadi di sebuah hotel kecil dekat bonbin Dehiwala dan sebuah rumah di Mahwila Gardens, yang menjadi sasaran penggerebekan oleh petugas keamanan.
“Doa dan harapan kami untuk keluarga dan teman para korban yang kehilangan, bagi komunitas Kristen, dan rakyat Sri Lanka pada saat yang tragis ini,” kata William dan Kate, yang bergelar Duke dan Duchess dari Cambridge ini.
Baca: Dua dari Delapan Ledakan di Sri Lanka adalah Bom Bunuh Diri
Untuk mengungkap kasus serangan teror bom di Sri Lanka ini, pemerintah mendapat bantuan dari Interpol atau International Criminal Police Organization. Interpol bakal mengirim Tim Respon Insiden yang memiliki keahlian untuk melakukan pemeriksaan lokasi tempat kejadian perkara, bahan peledak, kontra-terorisme, dan identifikasi korban.
Tim datang atas permintaan dari pemerintah Sri Lanka. “Saat otoritas Sri Lanka menginvestigasi serangan mengerikan ini, Interpol akan membantu menyediakan dukungan yang dibutuhkan,” kata Jurgen Stock, sekretaris jenderal Interpol.
Selain Interpol, Biro Penyelidik Federal AS atau FBI juga bakal membantu proses investigasi. Serangan teror ini juga menewaskan sedikitnya empat orang warga AS.
Baca: Pemimpin Dunia Berduka Pasca Teror Bom di Sri Lanka
Pasca ledakan bom pada Ahad kemarin, pemerintah Sri Lanka masih memblokir akses publik ke jaringan sosial media hingga hari kedua atau Senin. Pemerintah beralasan ada penyebaran berita palsu secara online. Sejumlah situs sosial media yang masih diblokir adalah Facebook, WhatsApp, Instagram, YouTube, dan SnapChat.
Soal pemblokiran ini, juru bicara Facebook mengatakan,”Kami tahu soal pernyataan pemerintah Sri Lanka untuk memblokir sementara platform sosial media. Publik mengandalkan layanan kami untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang mereka cintai. Kami berkomitmen untuk terus menyediakan layanan dan membantu komunitas dan negara pada saat tragis ini.”