TEMPO.CO, Kolombo – Sepasang turis asal Brisbane, Australia, sedang berbulan madu di Sri Lanka saat terjadi peristiwa serangan bom, yang menyasar hotel dan gereja.
Baca:
Pasangan Steve dan Amanda Brown berusaha memberi tahu keberadaan mereka lewat layanan internet ke pemerintah Australia pasca teror bom di Sri Lanka.
“Tapi upaya ini terhambat karena koneksi internet yang buruk,” kata Peta Gannon, yang merupakan sahabat pasangan itu, seperti dilansir News pada Ahad, 21 April 2019.
Baca:
Pasangan ini awalnya berencana untuk melakukan perjalananke Kandy namun merasa khawatir tidak akan diizinkan oleh otoritas menyusul terjadinya serangan bom itu.
“Keduanya suka dengan orang-orang di sana. Mereka merasa apa yang terjadi sangat buruk,” kata Gannon.
Sepasang turis asal Australia, Megan Anderson dan suaminya, sedang menginap di Galle Face Hotel di ibu kota Kolombo saat teror bom di Sri Lanka terjadi.
Baca:
“Semua orang Australia merasa agak takut jadinya,” kata dia seperti dilansir Daily Telegraph. Megan mengatakan dia sempat bertemu dengan seorang turis asal Australia, yang baru kembali ke hotel pasca ledakan bom. “Masih belum ada informasi baru dari pejabat Australia dan itu sudah tiga jam pasca kejadian,” kata dia.
Megan mengatakan dia dan suami tetap tinggal di dalam hotel dan menjauhi bagian depan gedung. Bunyi ledakan bom itu, menurut dia, terdengar oleh beberapa tamu hotel asal Australia, yang membuat mereka menjadi merasa khawatir.
Megan mengatakan dia menduga ada turis asal Australia di tiga hotel yang menjadi sasaran serangan bom. Ketiga hotel itu adalah Cinnamon Grand, Shangri La, dan Kingsbury. Dia mengaku akan kembali pulang ke Australia pada malam hari pasca peristiwa ini.
Baca:
Selain hotel, seperti dilansir Sputnik News, serangan bom itu juga menyasar tiga geraja yaitu Gereja St Anthony di Kolombo, Gereja St Sebastian di Negombo dan Gereja Zion di Batticaloa.
Otoritas mengatakan serangan bom ini telah menewaskan sedikitnya 215 orang dengan 450 orang terluka. Dua dari delapan ledakan bom merupakan bom bunuh diri.
Pemerintah Sri Lanka mengumumkan telah menangkap 13 orang yang diduga terlibat dalam serangan ini. Semua yang ditahan merupakan warga lokal. Otoritas keamanan masih menyelidiki kemungkinan adanya kaitan pelaku dengan kelompok di luar negeri.