TEMPO.CO, Kolombo – Sebanyak 35 orang warga negara asing menjadi korban dalam serangan bom yang menyasar Sri Lanka pada Ahad kemarin. Sekitar 30 orang asing lainnya terluka.
Baca:
“Ini termasuk lima orang Inggris dengan dua diantaranya memiliki status kewarga-negaraan ganda Amerika Serikat. Tiga lainnya adalah warga India,” begitu dilansir media News dari Australia pada Ahad, 21 April 2019.
Sejumlah korban lainnya berasal dari beberapa negara lain seperti tiga dari Denmark, dua dari Turki, dan satu dari Portugal, Cina dan Belanda.
Kebanyakan korban warga negara asing sedang berada di tiga hotel bintang lima, yang menjadi sasaran serangan bom yaitu Shangri La, Cinnamon Grand, dan Kingsbury. Hotel-hotel ini terletak di ibu kota Kolombo.
Baca:
Otoritas Pengembangan Pariwisata Sri Lanka telah meminta manajemen semua hotel untuk meningkatkan pengamanan di kawasan mereka masing-masing.
Serangan bom ini, seperti dilansir Sputnik News, menewaskan setidaknya 215 warga dan sekitar 450 orang terluka. Otoritas mengatakan jumlah korban bakal terus meningkat.
Baca:
Tiga orang petugas polisi tewas karena terkena ledakan bom ketika menggerebek sebuah rumah yang diduga terkait dengan serangan bom ini di Mahawila Gardens. Tiga gereja yang menjadi sasaran adalah Gereja St Anthony di Kolombo, Gereja St Sebastian di Negombo dan Gereja Zion di Batticaloa.
Baca:
Juru bicara Rumah Sakit Nasional, Dr Samindi Samarakoon, mengatakan mereka menangani 47 korban tewas termasuk sembilan warga asing. Sebagian korban warga asing di Sri Lanka yang tewas sedang mengantri untuk mengambil makanan di Shangri La Hotel ketika pelaku meledakkan bom, yang dibawa di tas punggung. Aksi bom bunuh diri ini juga menewaskan karyawan hotel yang berada di lokasi.