TEMPO.CO, Jakarta - Serangkaian teror bom di Sri Lanka pada Ahad pagi di sejumlah gereja dan hotel, telah menewaskan hampir 200 orang.
Menurut laporan The New York Times, 21 April 2019, serangan bom menargetkan jamaah Katolik yang sedang menghadiri Misa Paskah dan tamu hotel ternama yang dipenuhi turis asing.
Baca: Pemerintah Indonesia Kecam Teror Bom Paskah di Sri Lanka
Ledakan paling mematikan terjadi sekitar pukul 8.45 pagi waktu setempat, di Gereja St. Sebastian di Negombo, kota yang terletak 30 kilometer di utara ibu kota Kolombo.
Gereja lain yang diserang adalah St. Anthony's Shrine di Kolombo dan Gereja Zion di timur kota Batticaloa.
Pendeta berjalan keluar dari Gereja St Anthony pasca-ledakan bom, di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Ahad, 21 April 2019. Menurut para saksi mata, gedung-gedung di sekitar ledakan ikut bergetar saat ledakan terjadi. REUTERS/Dinuka Liyanawatte
Ledakan di St. Anthony mengakibatkan asap hitam mengepul keluar dari pintu depan dan saksi mata mengatakan banyak orang-orang meninggal di dalam.
"Itu adalah sungai darah," kata N. A. Sumanapala, seorang penjaga toko di dekat gereja yang mengatakan dia berlari ke dalam untuk membantu.
"Imam itu keluar dan dia berlumuran darah."
Baca: Teror Bom Paskah di Sri Lanka, 138 Tewas dan 400 Luka
Sementara tiga hotel yang diserang terletak di Kolombo, yakni The Shangri-La, Cinnamon Grand dan Kingsbury.
Samiddhi Samarakoon, wakil direktur Rumah Sakit Nasional Sri Lanka, mengatakan pada Minggu sore bahwa jumlah kematian telah meningkat menjadi 189 dan sebelas orang asing termasuk di antara yang tewas dalam teror bom di Sri Lanka.