TEMPO.CO, Jakarta - Jamaah dan turis berduyun-duyun berjalan bersama Paus Fransiskus ke koloseum, Roma, Italia, sebagai bagian dari prosesi jalan salib, Jumat malam, 19 April 2019 waktu setempat.
Prosesi jalan salib merujuk pada penggambaran masa-masa terakhir penderitaan Yesus. Pada paskah tahun ini, doa-doa yang dipanjatkan menggambarkan kondisi migran yang menyedihkan yang dijual oleh pelaku perdagangan manusia untuk menjadi pekerja seks dan perbuatan memalukan lainnya.
Dikutip dari fox6now.com, Sabtu, 20 April 2019, peringatan malam paskah di kota Roma, Italia, dijaga ketat. Bus-bus dan kendaraan lainnya dilarang melintasi area koloseum karena akan dilakukan prosesi pembawaan obor yang membuat hati basah dan disaksikan ribuan umat Katolik.
Baca:Paus Francis Diminta Mengundurkan Diri
Paus Fransiskus menghapus air matanya saat memimpin acara Jumat Agung yang berfokus pada penderitaan Yesus sebelum penyalibannya di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 19 April 2019. Tiziana Fabi/Pool via Reuters
Baca:Kamis Putih, Paus Fransiskus Basuh Kaki 12 Narapidana
Rangkaian prosesi jalan salib itu dikoordinir oleh biarawati asal Italia bernama Eugenia Bonetti, yang juga menghabiskan seperempat abad umurnya menolong migran dan perempuan korban perdagangan manusia yang dipaksa menjadi pekerja seks dan eksploitasi lainnya.
Paus Fransiskus sudah sering memperjuangkan kesejahteraan bagi para migran dan mengecam perdagangan manusia.
Dalam layanan doa pagi di gereja St. Peter, Basilica, Vatican, Paus Fransiskus khuyuk mendengarkan homili yang disampaikan oleh para pendoa kepausan. Bersama Paus Fransiskus, mereka yang hadir menyimak pembacaan kisah Yesus yang bertahan menghadapi penyiksaan dan penderitaan sebelum disalibkan.
Dalam malam paskah itu, Paus Fransiskus mengenakkan pakaian warna merah terang sebagai simbolisasi pertumpahan darah Yesus. Paus Fransiskus pun ambil bagian dalam prosesi mencium salib yang diangkat ke tengah lorong gereja St. Peter Basilika yang besar, lalu menekankan dahinya sejenak ke patung kayu yang menggambarkan Yesus. Pada saat lain, Paus bersujud di lantai basilika sebagai tanda kerendahan hati.