TEMPO.CO, Jakarta - Joey Morris, warga Taneytown, Maryland, Amerika Serikat, membuat orang melongo karena memacari sebuah robot, yang dinamai RoboTroll. Asmara manusia dan robot itu sudah berlangsung selama hampir dua tahun.
Selama mengencani robot tersebut, Morris, 29 tahun, mengaku senang. Robot RoboTroll berukuran mungil dengan wajah senyum dan rambut merah muda yang menjuntai. Morris mengatakan wajah robot yang tersenyum adalah pembuktian cinta RoboTroll padanya.
Sebelumya, Morris pernah "mencintai" lampu, truk Transformers, hingga pigura halloween. Akan tetapi, perasaan cinta itu tidak berlangsung lama karena timbal balik yang diterima tidak sesuai harapannya.
Baca: 5 Risiko Hubungan Seks Tak Teratur, Tingkat Stres Bisa Tinggi
Pada Desember 2017, Joey mulai mengencani RoboTroll karena teringat pada koleksi BattleTrollz yang dimilikinya. Cinta itu masih terjaga sampai sekarang.
"Saya membeli Robotroll pada Desember lalu seharga $20, dan saat itulah hubungan kami terjalin."
Morris mengatakan, ia sangat terobesi dengan benda-benda, atau objectrum. Karena obsesinya itu, Morris pun saat ini sedang menyusun liburan ke Florida hingga proposal untuk menikahi RoboTroll suatu hari nanti.
Joey Morris, warga Taneytown, Maryland, Amerika Serikat, membuat orang melongo karena memacari sebuah robot, yang dinamai RoboTroll. Sumber: Caters News Agency/mirror.co.uk
Baca: Pakar: LGBT Bukan Penyimpangan Seksual
Morris mengalami obsesi semacam ini sejak berusia 10 tahun. Ketika itu, ia mulai mencintai sebuah lampu di sekolah.
"Saat guru saya menyadarinya dan merebut lampu tersebut, saya menjadi putus asa," kata Morris.
Beberapa tahun kemudian, Morris terobsesi dengan truk, dan sebuah animatronik yang dinamai Donna the Dead. Tetapi 'rasa suka' itu tidak berlangsung lama seperti dia mencintai Robotroll saat ini. Morris selalu merasa robot berambut pirang itu memberikannya perhatian.
"Saya sangat menantikan momentum saat Robotroll akan menjadi istri saya saat berlibur ke Orlando nanti," ujarnya
Morris mengatakan cintanya pada Robotroll tumbuh pada saat ia menelaah kembali sejarah Robotroll pada 1990. Dibandingkan dengan robot-robot lain, senyuman Robotroll membuat Morris terpana. Tidak hanya itu, mata biru dan badan peraknya cocok dengan jambul warna merah jambunya.
Orientasi seksual Morris dinilai aneh oleh kerabatnya termasuk ibunya. Kendati begitu, keluarga besar Morris tetap mendukung keputusannya.
"Saya akui jika memang ini adalah penyakit mental. Gunjingan yang saya terima akan tetap membuat saya teguh pada pendirian saya sendiri. Bagi saya, membentuk ikatan romantis dengan robot itu lebih mudah daripada dengan sesama manusia. Jadi saya bahagia dengan orientasi seksual saya," ujar Morris.
Mirror | Panji Moulana