TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji tembak senjata pemandu taktis terbaru baru pada hari Rabu.
Tidak jelas apa jenis senjata yang diuji, tetapi Pyongyang mengklaim tes sebagai tahapan yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan tempur.
Baca: Gambar Satelit Indikasikan Aktivitas Nuklir di Korea Utara?
Menurut laporan Business Insiders, 18 April 2019, Korea Utara mengklaim senjata itu memiliki sistem pemandu dan mampu dilengkapi dengan hulu ledak yang kuat.
Kantor berita Korut KCNA tidak memberikan perincian tentang senjata yang diuji pada hari Rabu tetapi "taktis" menyiratkan senjata jarak pendek daripada rudal balistik jarak jauh yang telah dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat, menurut laporan Reuters.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua atau ICBM terbanyak dilakukan Korea Utara sepanjang 2017. Lebih dari 30 kali uji coba peluncuran rudal ICBM dengan kemampuan jangkauan hingga ke Amerika, Eropa, dan Australia. Di tahun ini juga Korea Utara melakukan uji coba peluncuran uji coba bom hidorgen. (South Korean Defense Ministry via Getty Images)
Tes itu dilakukan beberapa bulan setelah pertemuan puncak antara Kim dan Presiden Donald Trump di Vietnam berakhir tanpa hasil nyata. Pekan lalu, Kim mengatakan dia bersedia untuk bertemu Trump untuk ketiga kalinya akhir tahun ini.
Baca: Korea Utara Kembali Uji Coba Senjata Baru
KCNA mengutip pejabat senior kementerian luar negeri Kwon Jong Gun yang memperingatkan, bahwa tidak ada yang bisa memprediksi situasi di semenanjung Korea jika Amerika Serikat tidak meninggalkan "akar penyebab" yang memaksa Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir.
Korea Utara juga tidak ingin lagi Menlu AS Mike Pompeo ikut dalam perundingan atau KTT Kim Jong Un dan Donald Trump ke depannya.