TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 150 orang dinyatakan hilang setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di danau Kivu di selatan Kongo.
Presiden Kongo, Felix Tshisekedi yang berduka mengatakan, bencana kemanusiaan itu terjadi pada Senin malam, 15 April 2019, namun rincian dari peristiwa 150 orang hilang baru muncul pada hari Rabu.
Baca: Kapal Tenggelam, 100 Imigran di Libya Dikhawatirkan Tewas
"Saya sangat sedih dengan serpihan kapal pirogue di Danau Livu pada Senin 15 April. Jumlah sementara 150 orang hilang," kata Tshisekedi dalam pernyataannya melalui akun Twitter, seperti dikutip dari CNN.
Menurut Deputi nasional provinsi South Kivu, Vital Muhini, sebanyak 37 orang telah diselamatkan. Tiga jasad diangkat dari kapal yang tenggelam.
Muhini mengatakan, kapal berangkat dengan membawa penumpang melebihi muatan dari pelabuhan Kituku di Goma, arah timur Kongo dan terbalik di danau Kivu, provinsi South Kivu.
Baca: Kapal Thailand Tenggelam, 37 Korban Tewas dan 18 Hilang
Berdasarkan investigasi awal, ditemukan fakta bahwa banyak penumpang tidak mengenakan jaket keselamatan dan manifes penumpang tidak ada. Padahal manifes ini berguna untuk menjelaskan jumlah total orang di atas kapal.
Kecelakaan kapal penumpang sering terjadi di sepanjang lintasan perairan di Kongo, dari Sungai Kongo dan sejumlah danau di negara itu.
Pengangkutan air menjadi transportasi utama warga di luar kota-kota besar di Kongo. Menteri transportasi Kongo dipecat setelah terjadi kecelakaan kapal pada tahun 2011 dengan tujuan untuk memperketat isu keselamatan transportasi.