TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Prancis telah membuka penyelidikan atas musibah kebakaran gereja katedral Notre-Dame de Paris. Jaksa penuntut umum kota Paris Remy Heitz mengatakan pihaknya saat ini menggunakan teori kecelakaan.
Dikutip dari mirror.co.uk, Rabu, 17 April 2019, Heitz telah mengutus 50 orang untuk melakukan sebuah penyelidikan yang lama dan komplek. Gereja Notre-Dame de Paris terbakar pada Senin, 15 April 2019, waktu setempat.
Dilaporkan altar tertinggi di gereja Notre-Dame de Paris yang dibuat pada 1989 menjadi satu-satunya arsitektur dalam gereja yang rusak setelah tertimpa menara gereja. Menara itu ambruk karena terbakar. Sedangkan tiga jendela yang dibuat pada abad ke-13, masih utuh.
"Para tukang yang bertugas mendandani gereja ini sudah dimintai keterangan sepanjang malam. Ada kecurigaan kalau api mulai di tempat mereka sedang bekerja dan dengan cepat menyebar," kata sumber.
Baca: Detik-detik Api Melalap Katedral Notre Dame
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di puncak gereja Katedral Notre Dame di Paris, Prancis, 15 April 2019. Kebakaran tersebut meruntuhkan menara Gereja Katedral Notre-Dame. REUTERS/Benoit Tessier
Baca: Ahli Ungkap Alasan Kebakaran Katedral Notre Dame Sulit Dipadamkan
Kontraktor yang memenangkan tender untuk merenovasi setiap sudut gereja adalah Le Bras Freres dengan kontrak kerja bernilai £ 5 juta atau sekitar Rp.91 miliar. Melalui kontrak itu, Le Bras Freres berkewajiban memperbaiki setiap sudut gereja, termasuk tangga menuju menara gereja yang terbuat dari kayu.
CEO Le Bras Freres, Julien Le Bras, 32 tahun, meyakinkan kontrak kerja yang diterima pihaknya bukan untuk membuat gedung gereja yang bernilai sejarah tinggi itu dalam risiko. Le Bras Freres mendapatkan kontrak renovasi gereja tersebut pada tahun lalu.
Saksikan: Miliarder Prancis Sumbang Rp 3 Triliun untuk Perbaiki Notre Dame
"Menara gereja Notre-Dame de Paris memiliki tinggi 105 meter dan sudah pasti kami tidak akan menempatkan beban pada menara itu," ujarnya.
Para tukang dari Le Bras Freres selama ini bekerja memperbaiki gereja katedral Notre-Dame de Paris yang telah berusia 850 tahun sebelum api melahap gedung ikonik di kota Paris, Prancis, tersebut.