TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria AS menuntut orang tuanya setelah mereka membuang koleksi pornografi miliknya, yang ia klaim bernilai US$ 29.000 atau sekitar Rp 408 juta.
Menurut Sky News, 16 April 2019, orang tuanya mengakui membuang 12 kotak film dan majalah porno, yang termasuk judul-judul populer.
Kejadian bermula setelah pria 40 tahun dari Indiana, pindah ke rumah orang tuanya di Grand Haven, Michigan, pada Oktober 2016 setelah perceraian.
Dalam surat-surat pengadilan, dia mengatakan ketika dia pindah 10 bulan kemudian mereka mengirimkan barang-barangnya ke rumah barunya di Indiana, tetapi tidak menemukan koleksi pornografinya.
Baca: Viral, Iklan Kampanye Pemilu Israel Muncul di Situs Porno Pornhub
Menurut Sputnik, penggugat yang hanya diidentifikasi sebagai Charlie melakukan pekerjaan sambilan di sekitar rumah.
Hampir setahun kemudian, pada Agustus 2017, ia diminta meninggalkan rumah karena masalah rumah tangga, menurut media lokal FOX 17.
Setelah lelaki itu pindah ke Muncie, Indiana, orang tuanya pergi ke rumah barunya pada November 2017 untuk mengantarkan barang-barangnya, yang menurut gugatan itu, tidak termasuk koleksi pornografinya.
Kemudian Charlie membuat banyak keluhan kepada polisi, yakni mengirim email aduan sebanyak 44 pesan. Namun pihak berwenang menolak untuk menggelar kasus ini.
Baca: Cina Naikkan Hadiah Uang Bagi Pelapor Konten Ilegal
Dalam salah satu pesan emailnya, Charlie berusaha menjelaskan nilai dari beberapa film yang hancur dan menulis, "bukan hanya materi cetak. Tapi studio membuat materi porno hilang, dan itu sudah ada sejak 20 tahun yang lalu."
Jaksa menolak untuk mengajukan tuntutan, yang mendorong Charlie untuk mengajukan gugatan dan mencari nilai gugatan hampir tiga kali lipat atau US$ 86.822 atau Rp 1,2 miliar.
Menurut orang tuanya, putra mereka ditegur selama sekolah menengah dan perguruan tinggi karena menjual materi pornografi kepada teman-temannya.
Baca: 1.600 Tamu Hotel Diduga Direkam Kamera Tersembunyi ke Situs Porno
Orang tuanya juga mengatakan bahwa mereka membuang dua belas kotak yang penuh dengan pornografi ditambah dua kotak mainan seks, dan mengaku butuh waktu lama untuk membuang koleksi itu.
"Percaya atau tidak, salah satu alasan mengapa saya menghancurkan (koleksi) pornografi Anda adalah karena (kesehatan) mental dan emosional Anda sendiri," tulis ayah penggugat dalam email menurut dokumen pengadilan.