TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Ekuador mengatakan upaya meretas lembaga pemerintah Ekuador berlipat ganda sejak Ekuador mencabut suaka pendiri WikiLeaks, Julian Assange di kedutaan London, pekan lalu.
Wakil Menteri Telekomunikasi Ekuador Patricio Real mengatakan situs web untuk kepresidenan, bank sentral dan kementerian luar negeri Ekuador, telah menerima 40 juta upaya peretasan per hari sejak Assange diseret keluar dari kedutaan pada hari Kamis, 11 April, oleh polisi London, menurut laporan Reuters, 16 April 2019.
Baca: Pengacara Takut Julian Assange Disiksa Jika Diekstradisi ke AS
Julian Assange mengungsi di kedutaan pada 2012 untuk menghindari ekstradisi ke Swedia atas kasus penyelidikan kekerasan seksual.
Julian Assange, terlihat dalam sebuah mobil polisi setelah ditangkap oleh polisi Inggris di luar kedutaan besar Ekuador di London, Inggris, Kamis, 11 April 2019. Dia mengklaim akan diekstradisi dari Swedia ke AS karena perannya dalam menerbitkan ratusan ribu dokumen rahasia AS. REUTERS/Henry Nicholls
Real tidak mengaitkan upaya peretasan dengan grup mana pun, dan mengatakan akan sulit untuk mengidentifikasi peretas. Namun dia mengatakan kelompok hacker Anonymous, yang telah melakukan serangan siber pada lembaga-lembaga pemerintah di Amerika Serikat dan Inggris, telah membuat ancaman.
Baca: Ekuador Usir Julian Assange Lantaran Jorok dan Tak Beretika
"Pada sore hari tanggal 11 April peringkat kami melompat dari 51 ke posisi 31 dalam volume serangan siber seluruh dunia," kata Real.
Setelah penangkapannya, jaksa AS mengumumkan tuduhan terhadap Assange karena diduga berkonspirasi dengan mantan analis intelijen Angkatan Darat AS Chelsea Manning untuk mendapatkan akses ke komputer pemerintah dan menjadi pembobolan informasi rahasia terbesar dalam sejarah AS.
Baca: 8 Fakta Penangkapan Pendiri WikiLeaks Julian Assange
Real mengatakan upaya peretasan tidak menyebabkan pencurian data pemerintah, tetapi mempersulit karyawan dan warga negara untuk mengakses akun di situs. Dia menambahkan bahwa Ekuador akan menerima bantuan keamanan siber dari Israel.
Menteri Dalam Negeri Ekuador Maria Paula Romo mengatakan, pemerintah telah mengidentifikasi dua peretas Rusia yang tinggal di Ekuador pasca-penangkapan Julian Assange, meskipun mereka belum ditangkap.