TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan Jerman yang pernah menjadi polisi syariah ISIS didakwa menelantarkan gadis Yazidi hingga mati kehausan.
Amal Clooney yang menjadi kuasa hukum ibu korban hadir dalam persidangan di Munich, Jerman, namun sang ibu tidak hadir dalam persidangan hari Selasa.
Baca: Mak Comblang di Kelompok ISIS Minta Pulang ke Inggris
Menurut Daily Mail, 9 April 2019, Jennifer Wnisch, 27 tahun, menghadapi hukuman seumur hidup jika terbukti bersalah atas kejahatan perang, pembunuhan, keanggotaan kelompok teroris dan penyerangan bersenjata.
Menurut surat kabar Jerman Der Spiegel, terdakwa yang merupakan ibu dari seorang gadis kecil, mengakui perbuatannya ketika berbicara dengan seorang informan FBI yang menyamar dengan mobil yang disadap.
Jaksa penuntut Jerman menuduh suaminya ISIS telah membeli anak Yazidi dan ibunya, sebagai budak rumah tangga dan menahan mereka saat tinggal di Mosul, Irak, pada 2015 ketika dikuasai ISIS.
Baca: Diculik ISIS 4 Tahun, Seorang Gadis Yazidi Bertemu Ayahnya
"Setelah gadis itu jatuh sakit dan membasahi kasurnya, suami terdakwa membawanya ke luar sebagai hukuman dan membiarkan anak itu mati karena kehausan di tengah panas terik," ujar jaksa.
"Terdakwa mengizinkan suaminya untuk melakukan itu dan tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan gadis itu."
Pengacara hak asasi manusia Amal Clooney menghadiri konferensi pers tentang kebebasan media sebagai bagian dari pertemuan Menteri Luar Negeri G7 di Dinard, Prancis, 5 April 2019. Konferensi yang dihadiri Amal Clooney tersebut bertujuan meningkatkan perhatian warga dunia terhadap serangan pada para Jurnalis. REUTERS/Stephane Mahe
Media Jerman mengatakan suami terdakwa, Taha Sabah Noori Al-J, Telah memukuli ibu dan anak Yazidi, dan bahwa Wenisch diduga juga pernah menodongkan pistol ke kepala perempuan itu.
Wenisch, yang dilaporkan meninggalkan sekolah setelah kelas delapan dan masuk Islam pada 2013, meninggalkan Jerman pada Agustus 2014 dan melakukan perjalanan melalui Turki dan Suriah ke Irak di mana ia bergabung dengan ISIS.
Direkrut pada pertengahan 2015 untuk polisi moral ISIS, dia berpatroli di taman-taman kota di Fallujah dan Mosul yang diduduki ISIS.
Bersenjata dengan senapan serbu AK-47, pistol dan rompi bahan peledak, tugasnya adalah memastikan bahwa perempuan mematuhi peraturan perilaku dan pakaian ISIS, kata jaksa penuntut.
Pada Januari 2016, beberapa bulan setelah kematian anak Yazidi, Wenisch mengunjungi kedutaan Jerman di Ankara untuk mengajukan dokumen identitas baru.
Ketika dia meninggalkan kedutaan, dia ditangkap oleh dinas keamanan Turki dan diekstradisi beberapa hari kemudian ke Jerman.
Baca: Pria Asal Belanda Menyesal Bergabung ke ISIS
Karena kurangnya bukti saat itu, ia diizinkan untuk kembali ke rumahnya di negara bagian Lower Saxony, Jerman, tetapi dengan cepat berusaha untuk kembali ke wilayah ISIS.
Der Spiegel melaporkan bahwa seorang informan FBI telah menyamar sebagai kaki tangan yang menawarkan untuk membawa Wenisch kembali ke "kekhalifahan" ISIS, dan mengobrol dengannya di dalam mobil yang disadap ketika mereka berkendara di Jerman.
Wenisch diduga mengatakan bahwa kematian gadis kecil itu merupakan hal yang keji bahkan untuk ISIS, dan tidak adil karena hanya Tuhan yang berhak menghukum.
Wenisch mengatakan suaminya kemudian dipukuli sampai mati oleh ISIS sebagai hukuman.
Baca: Berapa Jumlah Orang Eropa yang Bergabung ke ISIS?
Polisi mengikuti dari belakang kendaraannya selama beberapa jam dan mendengarkan penyadap ketika Wenisch berbicara dan kemudian menangkapnya di halte jalan raya.
Amal Clooney, istri bintang Hollywood George Clooney, telah terlibat dalam kampanye dengan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Nadia Murad, mantan budak seks ISIS, agar kejahatan ISIS terhadap minoritas Yazidi diakui sebagai genosida.