TEMPO.CO, Bangkok – Proses ritual menuju penobatan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, dimulai pada Sabtu, 6 April 2019.
Baca:
Vajiralongkorn atau Rama X bakal menjalani proses penobatan sebagai raja menggantikan ayahnya yaitu Raja Bhumibol Adulyadej, yang mangkat pada 2016 setelah berkuasa 70 tahun.
Puncak prosesi penobatan ini akan berlangsung pada 4 – 6 Mei 2019, yang digelar setelah kelarnya masa berduka.
Berikut ini urutan ritual yang akan dilakukan:
Baca:
- Air Suci
6 April – pengumpulan air dari 76 provinsi dan Bangkok akan diberkati. Ini akan digunakan pada ritual air suci pada saat Upacara Penobatan Kerajaan.
8 – 12 April – Upacara air suci di kuil Budha secara nasional. Air ini lalu dikirim kementerian Dalam Negeri di Bangkok.
18 April – Seluruh air dikumpulkan menjadi satu termasuk dari Istana Kerajaan lalu dikirim ke kuil Wat Suthat untuk upacara final.
Baca:
19 April – Air ini lalu dibawa ke Kuil Emerald Budha untuk proses pemurnian kerajaan pada 4 Mei.
- Kerajaan dan Horoskop
22 April – Sepuluh biksu melantunkan doa di Kuil Emerald Budha.
23 April – Upacara horoskop digelar untuk menafsirkan horoskop raja baru. Upacara di kuil juga menetapkan gelar resmi untuk Vajiralongkorn dan stempel resmi kerajaan.
2 Mei – Vajiralongkorn berkeliling monumen di Bangkok untuk menghormati para leluhur.
Baca:
3 Mei – Semua perlengkapan raja baru baik stempel hingga catatan horoskop dikirim dari Kuil Emerald Budha ke Ruang Serbaguna Baisal Daksin.
- Proses Penobatan
4 Mei – Vajiralongkorn melakukan upacara pemurnian kerajaan atau Song Muratha Bhisek menggunakan air suci tadi. Dia lalu menuju Bhadrapitha Throne untuk menjalani penobatan sebagai raja.
5 Mei – Raja berkeliling Bangkok dengan iring-iringan untuk bertemu rakyat.
6 Mei – Raja menerima publik di kerajaan lalu para duta besar dan utusan pemerintahan.
Proses penobatan raja baru ini digelar setelah Thailand menggelar pemilu pada 24 Maret 2019. Hingga kini, sepeti dilansir Bangkok Post, KPU Thailand belum mengumumkan hasil meskipun telah muncul suara-suara terjadinya kecurangan.
Terjadi persaingan ketat antara Partai Pheu Thai dengan Partai Phalang Pracharat, yang mendukung junta militer. Pengurus Pheu Thai menuding pemilu Thailand berlangsung penuh kecurangan dan membantuk koalisi demokrasi untuk menggantikan rezim militer, yang sempat berkuasa selama lima tahun pasca kudeta 2014.