TEMPO.CO, Wellington – Lizzzie Satherley, 30 tahun, berhasil mengurangi berat badannya sebanyak 53 kilogram dalam tujuh bulan dengan diet. Saat ini, Satherley memiliki berat badan 84 kilogram dari sebelumnya 137 kilogram.
Baca:
“Saat dokter memperingatkan Anda mengenai bahaya obesitas terhadap tubuh Anda mudah saja untuk diabaikan,” kata Satherley, warga ibu kota Wellington, Selandia Baru, kepada Stuff pada Jumat, 5 April 2019.
Dia melanjutkan,”Namun, saat saya mulai bekerja di pusat layanan kesehatan, apa yang saya saksikan cukup jelas.”
Menurut Satherley, dia sempat mengabaikan kondisi tubuhnya yang mengalami obesitas sebelum bekerja di pusat layanan kesehatan.
Menurut dia, tubuhnya mulai mengalami gemuk secara bertahap setelah melahirkan dua kali. Namun, dia juga mengakui suka mengonsumsi makanan tidak sehat atau junk food sejak remaja.
Baca:
“Saya banyak makan roti, pasta dan kentang. Lalu saya akan makan potongan karamel dan coklat,” kata dia mengenang kebiasaannya yang membuatnya semakin cepat gemuk.
Satherley, yang merupakan orang tua tunggal, mengatakan dia bisa mengkonsumsi enam gelas coklat panas dalam sehari. “Saya minum minuman berenergi untuk mendorong energi saya karena energi saya rendah,” kata dia.
Namun, ini membuatnya semakin cepat gemuk dan lelah karena kelebihan bobot badan. Dia mengaku kesulitan bernapas dan bergerak serta sering merasa pusing. Dia juga mengalami linu pada persendian.
Baca:
Semua ini membuat semakin malas bergerak dan menjauhkan diri dari aktivitas sosial. Dia mengaku sedih tidak bisa menemani kedua putranya bermain di lapangan.
Pada Agustus 2018, Satherley mulai diet dengan jenis makanan pengganti. “Butuh waktu tiga pekan untuk persiapan dan selama itu saya menyantap semua makanan favorit,” kata dia.
Dia lalu mulai mengkonsumsi milkshake khusus untuk diet. Dia mulai menimbang berat badan setiap tiga pekan. Dalam tiga bulan, bobotnya turun 25 kilogram.
“Rasanya seperti bebas dari penjara lemak,” kata dia. Selama terapi, dia merenungi perilakunya yang gemar makan secara berlebihan. Satherley akhirnya menyadari ini dipicu masa kecilnya yang miskin dan kerap kekurangan makan. “Ini membuat saya ingin makan terus menerus (setelah punya uang),” kata dia.
Baca:
Sekarang, selain diet dengan menyantap milkshake Satherley juga mulai menyantap sayuran dalam sajian pizza. Dia juga menyantap dua telur rebus setiap pagi, ayam dan salad untuk makan siang, dan protein tinggi serta sayur untuk makan malam.