TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Brunei Darussalam untuk menerapkan hukum Islam pada pelaku LGBT berbuntut pada seruan untuk memboikot hotel-hotel mewah miliki keluarga Kerajaan Brunei Darussalam. Seruan boikot itu ramai di media sosial.
Aktor George Clooney ikut mengutuk keputusan Brunei Darussalam dan menyoroti hotel-hotel yang memiliki hubungan investasi dengan Brunei. Hotel-hotel milik keluarga Kerajaan Brunei Darussalam dioperasikan oleh Dorchester Collection.
Baca: Pendapatan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah Rp 1,5 Juta per Detik
“Dorchester Collection adalah sebuah eksklusifitas dan perusahaan yang meragamkan investasinya serta tidak mentolelir segala bentuk diskriminasi. Kendati kami memegang teguh komunikasi yang terbuka dan transparan, namun kami dengan berat hari menon-aktifkan media sosial hotel kami karena adanya penyalahgunaan secara langsung terhadap karyawan kami yang bertugas,” tulis Dorchester Collection, setelah diserang seruan boikot, seperti dikutip dari edition.cnn.com, Jumat, 5 April 2019.
Baca: Transgender di Brunei Ketakutan Bahkan Cari Suaka ke Kanada
Selain aktor George Clooney, selebriti seperti Ellen DeGeneres, Billie Jean King dan Elton John juga ikut bergabung dalam aksi boikot hotel-hotel milik keluarga Kerajaan Brunei Darussalam. Para selebriti itu menyerukan boikot terhadap sembilan gedung, yang diantaranya The Dorchester dan 45 Park Lane di London, Hôtel Plaza Athénée dan Le Meurice in Paris serta Hotel Eden di Roma, Italia.
Kerajaan Brunei Darussalam pekan ini mengumumkan akan menerapkan hukum Islam terhadap para pelaku LGBT. Hukuman yang akan diterapkan adalah dengan melempar pelaku menggunakan batu sampai meninggal.
Gerakan aksi boikot hotel-hotel milik Kerajaan Brunei Darussalam ini, tak pelak membuat operator hotel yang menjalankan bisnis kebakaran jenggot. Dorchester Collection dalam situs mereka menulis pihaknya telah memisahkan antara politik kepemilikan.
“Kami memahami kemarahan masyarakat dan rasa frustrasi mereka, namun ini masalah politik dan agama yang seharusnya kami tidak ikut campur terkait hotel-hotel kami yang juga memperkerjakan 3.630 karyawan. Kami sungguh sedih dengan apa yang terjadi dan dampaknya terhadap para karyawan kami, tamu, mitra dan suplier kami,” tulis Dorchester Collection.
Aksi boikot ini rupanya berdampak pula pada sejumlah hotel yang tidak ada sangkut-pautnya dengan keluarga Kerajaan Brunei Darussalam. Itu pula yang dihadapi Hotel Bel-Air di Yunani yang terpaksa mengumumkan klarifikasinya setelah menerima email berisi ujaran kebencian.
Para pengguna Twitter menyerukan digelar aksi protes di hotel Hotel Plaza Athénée di New York untuk menentang undang-undang anti-gay yang diterapkan Brunei Darussalam. Namun pihak hotel mengklarifikasi hotel itu tidak di bawah kepemilikan Sultan Brunei Darussalam.