TEMPO.CO, Jakarta - Jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines 302 jurusan Addis Ababa ke Nairobi diduga karena burung besi buatan Boeing itu gagal membaca sensor dan adanya perintah ganda otomatis yang membuat bagian hidung pesawat tertarik ke bumi. Kondisi ini membuat awak pesawat kesulitan mengendalikan pesawat.
“Suara pilot terdengar tiga kali menyebut, tarik ke atas. Namun hal itu tidak membantu,” demikian bunyi laporan awal jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines 302 yang diterbitkan oleh Otoritas Penerbangan untuk Pencegahan dan Investigasi Kecelakaan, Kamis, 4 April 2019 waktu setempat.
Dikutip dari reuters.com, Jumat, 5 April 2019, dalam laporan itu dibenarkan pula pesawat jatuh enam menit setelah lepas landas dari bandara internasional Addis Ababa. Sebagian besar pecahan puing pesawat ditemukan dalam posisi terkubur di tanah
Baca: Keluarga Korban Ethiopian Airlines Datangi Lokasi Kecelakaan
Keluarga korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302 737 MAX 8 pada Kamis, 14 Maret 2019 berdatangan ke lokasi jatuhnya burung besi tersebut. Sumber: The Straits Times
Laporan otoritas Ethiopia itu merekomendasikan agar Boeing mengevaluasi sistem pengendali penerbangannya. Otoritas Ethiopia juga meminta regulator di Amerika Serikat melakukan verifikasi dengan sepatutnya.
Baca: Rekaman Kotak Hitam Kokpit Ethiopian Airlines Dibuka, Apa Isinya?
“Saya ingin menegaskan kembali belasungkawa mendalam kepada seluruh keluarga korban dan mereka yang kehilangan orang yang dicintai dalam musibah ini. Kami akan dengan sangat hati-hati mengevaluasi laporan awal Otoritas Penerbangan untuk Pencegahan dan Investigasi Kecelakaan. Kami akan mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk meningkatkan keamanan pesawat terbang kami,” kata Presiden dan CEO Boeing Co, Kevin McAllister.
Menteri Transportasi Ethiopia, Dagmawit Moges, mengatakan awak pesawat Ethiopian Airlines 302 sudah melakukan seluruh prosedur yang direkomendasikan oleh Boeing. Sedangkan sejumlah ahli keamanan penerbangan mengatakan prosedur ini telah diperdebatkan antara regulator Amerika Serikat dan Boeing. Boeing adalah produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat.
Sebelumnya Boeing mengatakan dalam beberapa pekan ke depan akan menanam software sistem anti-stall agar bisa memberikan otoritas kepada pilot agar selalu mengendalikan sistem jika terjadi kegagalan sensor data.