TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Perdana Menteri Mahathir Mohamad akan mengajukan anggota parlemen dari oposisi untuk mengetuai lembaga audit Public Accounts Committee atau PAC di DPR menggantikan anggota parlemen dari partai yang dipimpinnya.
Baca:
Mahathir, seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis, 4 April 2019, bakal mengajukan anggota parlemen Noraini Ahmad dari koalisi oposisi Barisan Nasional untuk menggantikan Ronald Kiandee, yang merupakan anggota parlemen dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia bentukannya.
Keputusan Mahathir mengajukan Kiandee untuk memimpin komite ini bertentangan dengan janji kampanye koalisi Pakatan Harapan, yang mengusungnya, untuk mengangkat anggota DPR dari oposisi untuk mengetuai lembaga pengawas ini.
Baca:
PAC bertugas sebagai komite pengawas, yang menyoroti urusan keuangan negara dan rekening. Komite ini beranggotakan 12 orang yaitu delapan dari koalisi Pakatan Harapan, dan dua dari koalisi Barisan Nasional. Dua lagi berasal dari Partai Islam Se-Malaysia dan Partai Pesaka Bumiputera Bersatu.
Pasca penunjukan Kiandee, anggota PAC yaitu Noraini dan dua anggota parlemen dari oposisi, mengundurkan diri. Ini diikuti dengan pengunduran diri dari Nurul Izzah Anwar, yang merupakan anggota Partai Keadilan Rakyat, yang menjadi bagian dari koalisi Pakatan Harapan.
Baca:
Dalam wawancara dengan media Singapura yaitu Straits Times, Nurul menyebut Mahathir sebagai bekas diktator. Dia juga mengaku patah hati dengan kerja pemerintahan Pakatan Harapan dalam memenuhi janji-janji kampanye.
Komentar Nurul mendapat kritik dari Menteri Urusan Ekonomi, Azmin Ali, yang juga berasal dari PKR. “Negara ini butuh orang-orang yang sanggup untuk berjuang bukan orang yang cengeng.”
Presiden PKR, Anwar Ibrahim, membela putrinya Nurul dengan mengatakan agar Azmin menenangkan diri. Menurut dia, pernyataan Nurul ditujukan kepada kinerja PH dan bukan khusus kepada Mahathir.